Harga Kedelai Melonjak, Perajin Tempe di Tegal Terancam Gulung Tikar
TEGAL, iNews.id - Para perajin tempe di Tegal, Jawa Tengah, mengeluhkan tingginya harga kedelai Rp11.000 per kilogram. Kenaikan bahan baku kedelai ini membuat para perajin tempe dan tahu terancam menutup usahanya.
Pasalnya melonjaknya harga kedelai tidak dibarengi dengan naiknya harga jual tempe di pasaran. Salah seorang perajin tempe di Kelurahan Debong Wetan Kecamatan Tegal Selatan KotaTegal, Asikin mengatakan saat ini harga kedelai impor di pasaran sudah mencapai Rp 10.650 per kilogram. Padahal sebelumnya harga kedelai hanya Rp7.000 per kilogram.
Naiknya harga kedelai yang tak dibarengi harga jual tempe membuat dirinya kelimpungan. “Saya terpaksa meliburkan lima orang pekerja yang sudah puluhan tahun bekerja,” kata Asikin, Minggu (30/5/2021).
Untuk menjaga kelangsungan usahanya, dia menyiasatinya dengan mencampur bahan baku utama kedelai dengan bahan lain berupa ampas tahu dengan komposisi bahan kedelai 75 persen, ampas tahu sebanyak 25 persen.
“Agar tempenya tetap laku, saya tidak berani menaikkan harga tempe yakni untuk ukuran 5 sentimeter tetap dijual Rp5000,” katanya.
Menurutnya, naiknya harga kedelai juga mengakibatkan menurunnya jumlah produksi tempe biasanya dalam sehari memproduksi 50 kilogram tempe perhari, saat ini hanya mampu memproduksi 25 kilogram tempe per hari.
Para perajin tempe dan tahu berharap pemerintah segera turun tangan menstabilkan harga kedelai yang harganya terus melonjak hampir merata di sejumlah darah.
Jika kondisi ini terus berlarut larut, bukan tidak mungkin para perajin tempe dan tahu terpaksa gulung tikar karena tidak mampu lagi membeli kedelai.
Editor: Ahmad Antoni