get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Jalur Alternatif Surabaya Solo dengan View Gunung Lawu yang Bikin Betah di Jalan!

Hari Tari Sedunia, 5 Seniman Sukses Menari 24 Jam Nonstop di Solo

Selasa, 30 April 2019 - 16:56:00 WIB
Hari Tari Sedunia, 5 Seniman Sukses Menari 24 Jam Nonstop di Solo
Seniman di Kota Solo sukses menari selama 24 jam nonstop dalam peringatan Hari Tari Sedunia di pendopo ISI Solo. (Foto: Okezone)

SOLO, iNews.id – Lima seniman sukses menari selama 24 jam nonstop dalam menyambut Hari Tari se-Dunia di Pendopo Institut Seni Indonesia (ISI) Kota Solo, Jawa Tengah.

Mereka menyelesaikan aksinya tepat pukul 06.00 WIB, Selasa (30/4/2019). Satu dari lima penari tersebut berusia lanjut yakni, Sri Hadi.

Tepuk tangan pun langsung bergema, ketika kelima penari yang tampil di dalam Solo Menari 24 Jam ini menyelesaikan tugasnya. Tim medis yang diterjunkan, langsung mengecek kondisi kesehatan kelima penari yang tidak berhenti menari selama 24 jam.

Sebelum pementasan menari 24 jam, dia mengaku telah mempersiapkan fisiknya dengan berhenti merokok. Padahal, Sri Hadi mmerupakan perokok berat. Dalam sehari, dia bisa menghabiskan empat bungkus rokok.

"Selain saya rela untuk tidak merokok, meski berat karena saya perokok berat, empat bungkus sehari. Tapi, agar saya bisa menari selama 24 jam, saya berhenti merokok. Terus, saya tiap hari jogging,"papar Sri Hadi.

Dalam Menari 24 Jam Nonstop ini, Sri Hadi menampilkan, dua karya tarian berjudul Suluk Bisma dan Sastra Jiwangga. Tarian Suluk Bisma ini terinspirasi dari jalan hidup Sang Bisma, sementara Sastra Jiwangga diadaptasi dari serat Jaman Edan milik Ranggawarsita. 

"Durasi masing-masing tarian adalah 15-20 menit. Sisanya saya menari  sesuai dengan konsep yang telah disiapkan oleh panitia hingga selesai 24 jam," ujarnya.

Selain lima penari inti yang secara terus menerus menari selama 24 jam nonstop ini, kemeriahan Hari Tari se-Dunia ini pun dimeriahkan puluhan penari yang datang dari berbagai daerah.

Salah satunya dari Keraton Kasunanan Solo yang kembali ikut dalam event internasional ini. Sebanyak sembilan penari yang tergabung dalam Sanggar Pawiyatan Kabudayan Keraton Solo yang dipimpin GRAy Koes Moertiyah menampilkan tarian Bedaya Sukomulya.

Tarian Bedaya Sukomulya ini diciptakan putri Raja Keraton Kasunanan Solo Paku Buwono XII. Tarian ini sengaja diciptakan GRAy Koes Moertiyah atau biasa dipanggil Gusti Mung untuk Pisungsung ayahandanya Hingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XII, pada saat ulang tahun ke 80 atau tumbuk dalem 10 Windu.

Tarian ini, kata Gusti Mung, diberi nama Bedaya Sukomulyo pada tahun1992 bertujuan untuk mengingatkan pesan sang ayahanda agar seluruh trah Dinasti Mataram Keraton Solo selalu mengedepankan kemuliaan dalam kehidupan di dunia.

"Kata Suko (dalam bahasa Jawa) berarti senang. Dan mulyo berarti kemuliaan," kata Gusti di Pendopo ISI Solo.

Dalam Hari Tari se-Dunia (HTD) atau World Dance Day,  yang jatuh tiap tanggal 29 April, jumlah penari yang terlibat. sekira 6.000 penari dari 175 grup tari di seluruh Indonesia.

Bahkan sejumlah penari dari mancanegara diantaranya dari Perancis, Filipina, Australia dan Timor Leste juga terlibat di event tahunan ini. 

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut