Harus Hati-hati Mengeluarkan Fatwa, TGB Dukung Regulasi Sertifikasi Penceramah
 
                 
             
                KEBUMEN– Kontribusi alumni Universitas Al Azhar di tengah bangsa cukup strategis. Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia TGB HM Zainul Majdi dalam silaturahim dengan OIAA Jawa Tengah (Jateng) di Kabupaten Kebumen menyinggung soal orang yang mudah mengeluarkan fatwa.
TGB menggambarkan, obat saja dapat beredar atau tidak harus mendapat izin atau sertifikasi dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM).
 
                                    “Obat saja ada BPPOM (pengawas obat). Mana obat yang boleh dan tak boleh ditarik dari pasaran,” katanya, Minggu (15/5/2022) di Pondok Pesantren Al Istiqomah (Yapika).
Ketua Umum PB Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) ini pun mendukung bila kemudian pemerintah mengeluarkan regulasi terkait dengan sertifikasi penceramah. Alumni Al Azhar diminta konsisten mengingatkan bila ada fatwa yang memicu perpecahan dan membuat satu sama lain menjauh.
 
                                    “Kalau yang disampaikan oleh pemerintah mendapat penolakan. Maka tugas kita menjelaskan ke publik, karena penyampaian dari alumni akan lebih bisa diterima,” sambungnya.
TGB menyebut, tentang dorongan untuk terus membaca kitab dan menyuarakannya, harus pula disesuaikan dengan kondisi. Tak serta-merta segala hal yang tertuang di dalam kitab kemudian difatwakan.
 
                                    Dicontohkan, ketika ada ulama di Timur Tengah menulis kitab, mengkritik individu atau kelompok yang memojokkan Islam, fatwa yang disampaikan oleh ulama ini keras dan lugas terhadap para pencaci Islam.
“Fatwa ulama yang keras ini kemudian difatwakan di Indonesia jelas tak tepat. Karena ada di dalam situasi negara yang damai. Ini memberikan fatwa tanpa melihat konteks, ini kurang pas,” urainya.
 
                                    
Terakhir, peraih Bintang Mahaputra Utama ini menegaskan terkait pemikiran ekstrem yang muncul di tengah masyarakat. Ulama di Univeristas Al Azhar telah memberi contoh cara memberikan respons dan mereduksi pemikiran ini.
“Alumni Universitas Al Azhar harus mempereteli pemikiran ekstrem yang tumbuh dan berkembang di sekitar kita,” tegasnya.
 
                                    TGB menambahkann, para alumni Al Azhar harus berbicara terdepan dalam konteks wasathiyah atau moderasi beragam. Sikap ini pun juga dijelaskan para ulama di Universitas Al Azhar.
“Intisarinya sangat menghormati seluruh hasanah pemikiran klasik Islam yang dihadirkan oleh para imam,” bebernya.(*)
Editor: Febrian Putra
 
                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                     
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                