get app
inews
Aa Text
Read Next : PPDB 2023, Ini Pembagian Zonasi SMA Negeri di Kota Semarang

Ini Pengakuan 2 Siswa yang Dikeluarkan dari SMAN 1 Semarang

Rabu, 28 Februari 2018 - 22:17:00 WIB
Ini Pengakuan 2 Siswa yang Dikeluarkan dari SMAN 1 Semarang
Orang tua dua siswa yang dikeluarkan dari SMAN 1 Semarang saat bertemu dengan anggota DPD Bambang Sadono di Semarang. (Foto: Antara)

SEMARANG, iNews. id - Dua siswa SMA Negeri 1 Semarang, AN dan AF, yang dikeluarkan dari sekolahnya karena diduga melakukan kekerasan terhadap juniornya mengaku pernah mengalami perlakuan yang sama ketika menjadi junior.

Menurut AN, perlakuan itu didapat dari seniornya tiap kali melakukan kesalahan. Hukumannya mendapat kontak fisik dengan dalih untuk melatih disiplin.

"Setiap ada kesalahan yang dilakukan selalu ada hukuman kontak fisik, untuk melatih disiplin," kata AN ditemui seusai mengadu kepada Bambang Sadono, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Tengah di Semarang, Rabu (28/2/2018).

AN tidak datang sendiri, melainkan didampingi orang tuanya, termasuk orang tua AF, beserta perwakilan orang tua siswa lain yang merasa prihatin atas keputusan sekolah yang mengeluarkan dua siswa, sedangkan AF tidak bisa datang karena sakit.

SMAN 1 Semarang mengeluarkan dua siswanya, yakni AN dan AF yang juga pengurus OSIS karena dugaan kekerasan terhadap juniornya saat kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK) OSIS SMAN 1 Semarang.

Tidak hanya mengeluarkan dua siswa tersebut, sekolah juga memberikan sanksi skorsing kepada sembilan siswa lain yang juga pengurus OSIS yang menangani kegiatan LDK OSIS SMAN 1 Semarang yang sudah berlangsung pada November 2017.

Namun, AN mengaku yang dimaksud hukuman kontak fisik bukanlah dalam bentuk kekerasan fisik, sebagaimana dilakukannya dengan penamparan kecil terhadap juniornya yang membuatnya bersama AF dikeluarkan dari SMAN 1 Semarang.

"Saya cuma menampar begini, tidak keras," kata AN, sembari memeragakan adegannya menampar yang terekam dalam telepon seluler pengurus OSIS yang didapatkan dari razia oleh pihak sekolah menyikapi laporan dugaan kekerasan tersebut.

Suwondo, orang tua AF menilai keputusan sekolah tidak adil, mengingat selama ini anaknya tidak pernah melakukan pelanggaran, sementara akumulasi poin pelanggaran terhadap anaknya didapatkan hanya pada kegiatan LDK itu.

"Kalau dikatakan kepala sekolah setiap anak punya buku tata tertib berikut poin pelanggaran tidak betul. Saya baru dapat kemarin, sementara Pak Shodiqin (orang tua AF) malah belum dapat," katanya, diamini Muhammad Shodiqin.

Mereka akan terus memperjuangkan nasib anaknya yang mendapatn perlakuan tidak adil dari sekolah. Dia pun akan mengadukan kasus itu ke Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Jateng.

Anggota DPD Bambang Sadono mengatakan sekolah harus memikirkan solusi yang sebaik-baiknya agar siswa sebagai anak tidak menjadi korban, sebab anak-anak tersebut masih memiliki masa depan.

"Anak-anak ini pintar dan potensial, cuma salah mengarahkan. Kalau salah mengarahkan, siapa yang salah? Ya, gurunya. Untuk apa ada guru di situ. Jangan seperti lempar tanggung jawab begitu saja dengan mengeluarkan siswa," tegasnya. 

Ketua Umum Asosiasi Bimbingan dan Konseling (Abkin) Prof Mungin Eddy Wibowo mengatakan setiap persoalan pasti ada penyebabnya, termasuk kasus dugaan kekerasan terhadap junior yang berakibat dua siswa dikeluarkan dari SMAN 1 Semarang.

Justru yang paling penting, kata dia, menelusuri penyebab dugaan kekerasan jika memang benar terjadi dalam kegiatan LDK sebab dimungkinkan tindakan yang sama juga diperoleh dua siswa itu ketika dalam LDK menjadi junior.

"Kan mesti ada penyebabnya, apakah mungkin balas dendam karena saat jadi junior pernah diperlakukan begitu, atau penyebab lain. Ini penting sekali. Apalagi, kegiatannya juga sudah lama, sekolah harus lebih bijaksana," katanya.

Selain itu, Kepala Program Studi Konseling Pascasarjana Unnes itu mengatakan, sanksi mengeluarkan dari sekolah juga terlalu tergesa-gesa, apalagi baru pertama melanggar dan sudah duduk di kelas XII yang bersiap menghadapi UN.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut