Ini Strategi Pemprov Jateng Tanggulangi Kemiskinan Ekstrem
SEMARANG, iNews.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menggunakan strategi graduasi mandiri ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan ekstrem. Pemberdayaan masyarakat dengan sinergi lintas sektoral akan dilakukan selama tiga bulan ke depan di lima daerah prioritas.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Sosial Provinsi Jateng, Harso Susilo saat bertemu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di kantornya, Rabu (29/9/2021). Dia menyebutkan, di Jawa Tengah ada 859.288 keluarga penerima manfaat (KPM).
“Kita pakai strategi graduasi ekonomi mandiri, jadi kita melakukan pemberdayaan masyarakat melalui sinergitas program lintas sektoral secara berkelanjutan,” ujar Harso.
Dengan cara itu, kata dia, pengentasan kemiskinan ekstrem dilakukan dengan mengubah mindset para KPM. Mereka yang selama ini menerima bansos dan lainnya, dilatih ketrampilan tangan hingga wirausaha.
Kepada Harso, Ganjar meminta agar strategi tersebut segera diterapkan di lima daerah prioritas yang disorot pemerintah pusat. Sehingga target menanggulangi kemiskinan ekstrem di sana dapat selesai dalam tiga bulan.
“Kalau 3 bulan, ini tadi di perintahkan di 5 lokasi uji coba bisa. Tiap bulan setelah kita bantu nanti dua bulan kita evaluasi pendapatannya meningkat atau tidak, dengan kroyokan SKPD. Setelah bekerja di rumah mereka nganggur nggak? Kalau nganggur itu dari dishanpan itu ada desa mandiri pangan, bantuan ternak, dan juga bibit benih pekarangan, dinas perikanan ada lele dan hiu, paus dan ubur-ubur,” kata Harso.
Dia mengatakan, dengan cara itu juga pihaknya menargetkan penanggulangan kemiskinan ekstrem di Jateng dalam dua tahun. “Yang penting mereka ada masukan pendapatan. Sehingga dengan garis kemiskinan mereka di atas 500.000 mereka sudah lepas dari garis kemiskinan,” ujar Harso.
“Dari hitungan kami dengan peningkatan pendapatan bisa terlihat di dua tahun. Dua tahun itu karena se-Jawa Tengah 800.000-an itu sekian yang disasar, karena secara bertahap merubah mindset mereka untuk mandiri, tidak hanya zona nyaman menerima bansos,” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni