Jelang Lebaran, Ribuan Warga Padati Pasar dan Toko Pakaian Tanpa Jaga Jarak
SALATIGA, iNews.id - Menjelang Lebaran, ribuan warga di berbagai daerah memadati sejumlah toko pakaian dan pasar di Kota Salatiga. Sayangnya, mereka tidak menghiraukan social distancing dan physical distancing demi membeli kebutuhan lebaran.
Dari pantauan wartawan, Senin (10/5/2021), peningkatan aktivitas perdagangan di tempat perbelanjaan terjadi mulai akhir pekan lalu.
Mulai pasar tradisional hingga toko modern di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan lainnya, dipenuhi pembeli. Sebagian warga yang berbelanja di Salatiga berasal dari sejumlah daerah di Kabupaten Semarang. Imbasnya, arus lalu lintas di Jalan Sudirman padat merayap.
"Pemerintah pusat sudah melonggarkan aturan. Masyarakat boleh beraktifitas, bandara juga sudah dibuka. Saya pun juga melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan lebaran sekalian refresing," salah seorang pengunjung Pasar Raya I Salatiga, Asih (40) warga Pabelan, Kabupaten Semarang.
Meski demikian, kata dia, dirinya tetap melaksanakan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19, salah satunya memakai masker dan sering membersihkan tangan dengan hand sanitizer maupun cuci tangan dengan sabun. "Suasa pasar ramai, jadi saya tetap jaga diri," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Salatiga Kusumo Aji mengatakan, pihaknya sudah mengecek langsung Pasar Raya 1 dan 2 serta sejumlah pertokoan di depannya. Menurutnya pengunjung banyak tapi tidak sampai berjubel atau berkerumun.
"Saya sudah cek ke lokasi, pengunjungnya banyak namun tidak sampai berkerumun dan mayoritas tetap mematuhui protokol dengan memakai masker. Ada satu dua orang saja yang tisak memakai masker dan langsung kita tegur," katanya.
Dinas Perdagangan, kata Aji, juga sudah mengimbau kepada para pemilik kios dan toko untuk peduli dalam ikut menekan penyebaran Covid-9 dengan menyediakan tempat cuci tangan dan juga mewajibkan pengunjungnya untuk selalu memakai masker.
"Kami juga minta pemilik toko untuk mengingatkan pengunjung agar tidak bergerombol," ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni