Jika Pemerintah Berani Tutup Facebook, TKW Ini Akan Jalan Telanjang
GROBOGAN, iNews.id - Tenaga kerja wanita (TKW) asal Grobogan Sylvia Agustina atau dikenal sebagai Ratu Youtube mengunggah sebuah video yang isinya menantang Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan juga Kapolri Tito Karnavian terkait penutupan Facebook di Indonesia. Sylvia menegaskan bakal berjalan tanpa busana dari Purwodadi ke Jakarta jika pemerintah resmi menutup Facebook. Dia pun juga menyinggung soal lemahnya hukum yang berlaku di Indonesia khususnya dalam menghukum para koruptor dan gembong narkoba.
Video unggahan perempuan asal Desa Toroh, Grobogan, Jawa Tengah (Jateng) viral usai diunggah di media sosial. Dalam video berdurasi enam menit enam detik tersebut berisikan umpatan sekaligus tantangan terhadap Presiden Jokowi dan Kapolri Tito terkait penutupan Facebook di Indonesia.
"Video ini khusus untuk Pak Joko Widodo, pak kapolri, kapolres, pokoknya seluruh pemerintah yang menangani kasus Facebook," kata Sylvia dalam video tersebut.
TKW asal Grobogan itu berjanji akan jalan bertelanjang jika pemerintah benar-benar menutup akun Facebook di Indonesia. Dengan ekspresi santai dan sambil menikmati kudapan TKW yang menyebut dirinya Ratu Youtube itu juga mengkritisi kinerja pemerintah yang sangat lemah.
"Saya Silvia Agustina sudah mendengar Facebook akan diblokir dari Indonesia. Halo, Pak Presiden Joko Widodo dan Pak Kapolri. Kalau memang Facebook ditutup saya akan jalan telanjang dari Purwodadi sampai ke Jakarta," ucapnya.
Diketahui, Komisi I DPR RI melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Facebook Indonesia untuk mendapat penjelasan soal kebocoran data satu juta pengguna asal Indonesia. Dalam RDP tersebut Facebook kembali menyampaikan permohonan maaf atas skandal data yang terjadi.
Nama Facebook bebeberapa waktu belakangan ini menjadi sorotan di belahan dunia karena skandal penyalahgunaan data yang melibatkannya dengan Cambridge Analytica. Dari penyalahgunaan data tersebut, sekitar 1 juta pengguna Indonesia menjadi korban.
Skandal penyalahgunaan berbuah pada pemanggilan CEO Facebook Mark Zuckerberg oleh Kongres. Kini, giliran perwakilan Facebook Indonesia yang dipanggil oleh Komisi I DPR RI. Dalam pembukaan RDP ini, Facebook Indonesia kembali meminta maaf.
"Kami sadar kami belum melakukan upaya maksimal dalam mencegah penyalahgunaan perangkat kami. Merupakan kesalahan besar bagi kami untuk tidak memandang tanggung jawab kami secara lebih luas dan CEO kami sepenuhnya mengambil tanggung jawab itu. Kami di sini ingin menyampaikan permohonan maaf kami," kata Kepala Kebijakan Publik Facebook untuk Indonesia, Ruben Hattari saat RPD di DPR, Selasa (17/4/2018).
Selain meminta maaf, Facebook kembali menegaskan, tidak ada kebocoran dari sistem Facebook. Ia menjelaskan, ini bukanlah kejadian pihak ketiga menembus sistem Facebook atau berhasil lolos dari perangkat pengamanan data yang dimiliki.
"Namun, kejadian ini adalah bentuk pelanggaran kepercayaan dan kegagalan kami untuk melindungi data pengguna, kami mohon maaf atas kejadian tersebut," tutur dia.
Editor: Achmad Syukron Fadillah