get app
inews
Aa Text
Read Next : Momen Jokowi dan Menhut Hadiri Dies Natalis Fakultas Kehutanan UGM

Jokowi Sindir Politikus Genderuwo yang Menakut-nakuti Masyarakat

Jumat, 09 November 2018 - 14:25:00 WIB
Jokowi Sindir Politikus Genderuwo yang Menakut-nakuti Masyarakat
Presiden Jokowi berpidato usai membagikan sertifikat tanah kepada masyarakat Kabupaten Tegal, Jateng, Jumat (9/11/2018). (Foto: iNews/Yunibar)

TEGAL, iNews.id – Setelah beberapa waktu lalu menyebut para politisi yang tak beretika dengan sebutan politikus sontoloyo, kini Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyindir politisi yang kerap menakut-nakuti masyarakat. Presiden menyebutnya politikus genderuwo.

Hal ini diungkapkannya saat memberikan 3.000 sertifikat gratis bagi ribuan warga di GOR Trisanja Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (Jateng), Jumat pagi (9/11/2018).

Politikus genderuwo yang dimaksud presiden merupakan politikus yang kerap menyebarkan propaganda menakut-nakuti masyarakat. Di tahun politik saat ini, menurutnya banyak politikus yang pandai mempengaruhi masyarakat dengan membuat ketakutan dan kekhawatiran. Genderuwo dalam pemahaman masyarakat Jawa merupakan mahluk astral yang menakutkan.

Tidak hanya menakut-nakuti, para politikus genderuwo juga kerap membuat ketidakpastian dan menggiring masyarakat yang tidak benar serta menjadi ragu-ragu. Menurut presiden, cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Meski demikian, Presiden tidak menyebut siapa politikus genderuwo yang disindirnya.

“Jangan sampai seperti itu. Wong masyarakatnya senang-senang semua kok diberikan ketakutan. Iya tidak? Masyarakat senang-senang diberi propaganda ketakutakutan. Berbahaya sekali,” katanya.

Presiden mengingatkan, jangan sampai propaganda ketakutan menciptakan suasana ketidakpastian dan keraguan masyarakat. “Jangan sampai propaganda menciptakan suasana ketidakpastian, menciptakan munculnya keragu-raguan,” katanya.

Presiden juga kembali mengingatkan, aset terbesar bangsa ini adalah persatuan persaudaraan dan kerukunan. Presiden berharap masyarakat tidak pecah hanya karena pilihan politik yang berbeda mulai pemilihan bupati, wali kota, gubernur hingga presiden yang setiap lima tahun sekali digelar.

“Bangsa Indonesia ini bangsa yang besar. Kita ini dianugerahi oleh Allah SWT perbedaan. Jangan sampai karena pilihan bupati, gubernur, presiden, ada yang tidak saling sapa dengan tetangga,” katanya.

Editor: Maria Christina

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut