Kasus Santri di Grobogan Tewas Dihajar Teman, Korban dan Pelaku Dikenal Rajin dan Penurut
GROBOGAN, iNews.id – Kasus santri meninggal dunia akibat dihajar teman sendiri di lingkungan Ponpes Al Hamidah. Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, menyisakan cerita pilu. Korban dan pelaku dikenal santri yang rajin dan keduanya teman akrab yang biasa bercanda selama mondok bersama.
Korban Tn mengenyam pendidikan dan duduk di bangku kelas 9 Madrasah Tsanawiyah (MTs). Tn pulang ke rumah beberapa minggu sekali karena harus tinggal di pondok pesantren setiap harinya.
Sebanyak 25 santri dan salah satunya adalah Mq (13) harus tinggal dan tidur di pondok pesantren untuk mengikuti seluruh kegiatan keagamaan yang dipimpin oleh salah satu ustaz pengasuh pondok pesantren.
Fitri Astria, Kepala MTS Al Hamidah menjelaskan bahwa selama belajar di pondok pesantren, keduanya tergolong santri yang ceria dan penurut. “Mereka rajin setiap mengikuti kegiatan keagamaan di pondok,” katanya, Selasa (17/1/2023).
“Kebetulan saat peristiwa terjadi, sekolah dalam kondisi libur jadi banyak guru yang tidak bisa mengawasi secara penuh aktivitas para santri. Selama ini para santri selalu dalam pengawasan pengasuh ponpes,” ujar Fitria.
Pihak sekolah mengaku kaget dengan kejadian yang menimpa kedua santrinya. Hanya karena candaan, Tn tewas di tangan rekannya sendiri. Tn tewas setelah mendapatkan tiga pukulan di bagian belakang kepala dan punggung oleh Mq.
Korban sempat dilarikan ke Puskesmas Kradenan untuk mendapatkan pertolongan, namun korban telah meninggal terlebih dahulu saat jatuh tersungkur dilantai pondok pesantren.
Saat ini kasus kematian Tn masih dalam penanganan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Grobogan.
Siswoyo, selaku Kepala Desa Pelem, Kecamatan Gabus, berjanji akan terus mengawal dan membantu penyelesaian kasus yang menimpa warganya.
“Selama berada di rumah, Tn termasuk anak bungsu yang rajin dan selalu patuh terhadap orang tua,” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni