Kawanan Ikan Pari Serang Pengunjung Pantai Widuri Pemalang

PEMALANG, iNews.id – Kawanan ikan pari menyerang sejumlah wisatawan yang sedang menikmati libur Lebaran di Pantai Widuri, Pemalang, Jumat (12/4/2024). Akibat kejadian itu, sejumlah orang dilarikan ke rumah sakit.

Sebagian besar korban mengalami sakit di bagian kaki hingga lemas dan nyaris pingsan. 

Baca Juga

Pantai Widuri Pemalang Diserbu Pengunjung, 3 Anak Sempat Terpisah dari Orang Tua

Salah satu korban sengatan ikan pari yakni, Surinto, warga Pemalang. Korban langsung dibawa ke rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Ashari oleh petugas satuan polisi air dan udara (Satpolairud) Pemalang.

Kasat Polairud Polres Pemalang, AKP Heru Irawan mengatakan, sudah ada larangan baagi pengunjung untuk berenang atau mandi di laut karena saat ini musim ikan pari di perairan Pemalang. Namun, imbauan itu tidak diindahkan.

Baca Juga

Warga Yogyakarta Hilang Tenggelam di Sungai Code, Jatuh dari Atas Jembatan

“Saat berenang ada sejumlah pengunjung yang tersengat ikan pari. Ikan ini memamg banyak di perairan Pemalang dan biasanya korban tersengat racun di kaki, tangan juga bagian badan,” katanya.

Selama tiga hari terakhir, kata dia, ada tiga orang menjadi korban sengatan racun ikan pari. Mereka harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis karena kondisi membahayakan keselamatan.

Selain serangan ikan pari, banyaknya pengunjung membuat para orang tua sering lepas pantauan terhadap anaknya. Dia mengatakan, ada puluhan anak hilang dan tersesat saat liburan di Pantai Widuri.

“Kami melakukan patroli dan menemukan beberapa anak yang hilang,” katanya.

Para orang tua yang kebingungan mencari anaknya sangat berterima kasih bisa kembali berkumpul dengan sang buah hati.

“Tadi, anak saya lepas dari pantuan. Alhamdulillah sudah ketemu,” ucap Carim, pengunjung Pantai Widuri.

Diketahui, kunjungan wisatawan ini setiap hari selama musim libur Lebaran mencapai sekitar 10.000 orang. Petugas dan relawan terus melakukan patroli sambil memberi himbauan agar warga hati-hati tidak berenang di laut dan terus menjaga anaknya.

Editor: Kastolani Marzuki