Keren, Sekolah di Semarang Ini Ajarkan Siswa TK hingga SMA Bikin Riset

SEMARANG, iNews.id – Belajar menciptakan riset sejak usia dini mampu menghasilkan karya-karya kreatif dan inovatif. Itulah yang dilakukan sekolah Kebon Dalem 2 Sambiroto, Semarang.
Hasil riset para siswa itu bisa dilihat di dalam kegiatan KD Pro bertajuk Cinta Bumi. Berbagai karya kreatif maupun inovatif ditampilkan dalam kegiatan tersebut. Di antaranya talas yang diolah menjadi makanan yang lezat hingga berbagai jenis permainan tradisional.
Selain menampilkan project-project siswa TK, SD, SMP dan SMA dengan pendampingan guru, acara juga dimeriahkan pentas seni, lomba dan bazar.
Kepala SD Kebon Dalem 2-Koordinator kampus Sambiroto, Suster Krista Yustina Susilowati mengatakan KD Pro ini merupakan salah satu wujud pelajaran Pancasila dengan tema Cinta Bumi.
“Sebagaimana bumi ini harus kita rawat, kita cintai, berarti kita mencintai kehidupan kalau kita bumi ini. Lalu anak-anak kita latih merawat apa yang ada di sekitarnya,” kata Suster Krista, Sabtu (11/2/2023).
Dia mengatakan, project-project yang dibuat dari hasil barang-barang bekas plastik, kardus, semua barang-barang yang tidak terpakai dipakai membuat project-project dari anak-anak semua, juga dari bahan dasar dari singkong, talas, semua bahan dari ketahanan pangan, supaya anak-anak juga mencintai bahwa bumi ini harus dirawat dan juga ada makanan alternatif
“Tujuannya mendampingi anak-anak dengan kreativitas bahwa anak-anak punya talenta yang diberikan oleh Tuhan melalui project-project. Anak-anak ketika menentukan itu memilih sendiri, jadi guru-guru menentukan jenis-jenisnya lalu mereka menentukan sendiri, untuk TK dan SD,” ujar Krista.
“Sedangkan SMP, anak-anak memilih sendiri project-projectnya karena SMP sudah bisa, juga SMA. Tapi SD sudah disajikan beberapa jenisnya tentunya dengan materi pembelajaran, sehingga kita mewujudkan project berbasis Pancasila,” ujarnya.
Menurutnya, Yayasan Penyelenggara Illahi Indonesia ini sejak 2014 punya program memberi kesempatan pada anak khususnya bakat dan minat, ditampilkan KD dengan nama yang berbeda-beda.
“Prinsipnya memberi ruang pada anak untuk tumbuh sesuai dengan bakat dan minat lalu ditampilkan bahwa ini hasil dari mereka, bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua dan masyarakat inilah hasil mereka,” ujarnya.
Sementara perwakilan wali murid, Paulus Pangka mengatakan KD Pro merupakan langkah positif yang baik yang patut untuk diapresiasi. “Kalau kita lihat Indonesia jarang sekali atau lemahnya kita di riset. Karena sampai di Perguruan Tinggi tidak ada yang mengukuhnya sebagai Perguruan Tinggi riset, sangat penting untuk negara maju,” ujar Paulus.
“Maka apa yang dilakukan TK SD SMP lewat KD Project ini anak-anak diajari untuk melakukan riset, misalnya riset mengelola talas menjadi makanan selai beras, mereka membahas kualitas talas dan panen lebih cepat ini justru diajarkan di TK hingga SMA, ini sebenarnya materi S2 yang diajarkan di kampus tapi Kebon Dalem sudah diajarkan,” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni