Kisah Andi Purnomo, Santri asal Tegal Jadi Imam Masjid di UEA
SLAWI, iNews.id – Keinginan Andi Purnomo (32), santri asal Desa Lemah Duwur, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal menjadi imam masjid di Uni Emirat Arab (UEA) akhirnya terwujud.
Andi yang hafal 30 juz Alquran ini terpilih dari ratusan peserta seleksi yang diuji langsung oleh sejumlah syeikh dari Kementerian Urusan Islam dan Wakaf Abu Dhabi UEA.
“Saya seakan tak percaya ketika diumumkan lulus seleksi imam masjid di UEA dan harus berangkat ke Timur Tengah dengan segala tantangan kehidupan baru. Inilah anugerah dari Allah, dukungan doa dari orang tua dan para kiai,” kata Andi dikutip dari laman setda.kabtegal.go.id, Jumat (29/10/2021).
Kisah Andi Purnomo menjadi imam masjid di UEA berawal saat dirinya sedang menyelesaikan tugas tesisnya di Program Magister Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada pertengahan tahun 2017 lalu.
Saat itu, Andi mendapatkan informasi dari salah satu dosen di PTIQ Jakarta tentang informasi seleksi imam masjid di Uni Emirat Arab.
Informasi tersebut tak disia-siakannya dengan segera mendaftar. Tak tanggung-tanggung, pengujian seleksi imam masjid yang diselenggarakan di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat ini dilakukan langsung oleh beberapa Syeikh dari tim Kementerian Urusan Islam dan Wakaf Abu Dhabi UEA.

Awalnya, Andi agak pesimis dan grogi karena peserta seleksi saat itu lebih dari 100 orang yang datang dari berbagai penjuru tanah air dan dengan beragam latar pendidikan. Terlebih, karena urut abjad, namanya selalu yang dipanggil pertama kali oleh tim penguji.
Materi tes yang diujikan meliputi hafalan Alquran 30 juz yang disampaikan secara random atau acak, menyampaikan khutbah berbahasa arab hingga keilmuan di bidang fikih. Seluruh proses wawancara dilakukan dengan bahasa Arab dan memastikan mereka yang terseleksi berpaham Islam moderat.
Tangis haru dan bahagia pun menjadi momen yang tak pernah ia lupakan saat namanya disebut sebagai salah satu dari 14 peserta yang lulus seleksi imam masjid UEA. Seakan seperti mimpi, putra kelahiran Tegal bisa terpilih menjadi imam masjid di Timur Tengah. Seketika terbayang wajah bapak dan ibu serta para kiai yang selama ini membimbingnya menempuh pendidikan ilmu agama.
Andi Purnomo ditugaskan menjadi imam masjid di Kota Fujairah, Abu Dhabi UEA.
Sejak 2017, Andi bermukim di Fujairah, Uni Emirat Arab (UEA) hingga sekarang. Oleh pemerintah setempat, Andi ditugaskan menjadi imam masjid dan penyampai khotbah salat Jumat berbahasa Inggris.
Pengalaman selama bermukim dan bergaul di UEA membuatnya kaya akan wawasan, mampu memahami keragaman budaya dan pola pikir masyarakatnya yang berasal dari banyak negara. Hal tersebut pula yang membuatnya semakin bijak dalam menerima setiap perbedaan di tengah kehidupan warganya yang majemuk.
Andi Purnomo, lahir pada tanggal 06 Juli 1989 di Desa Lemah Duwur RT10/RW02 No. 18, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Andi adalah anak kesembilan dari sebelas bersaudara dari pasangan H. Rodja dan Hj. Jamilah. Masa kecil Andi hingga remaja dilalui di kampung halaman.
Andi menikah dengan Afina Dina Kamila yang merupakan cucu dari Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad, Solo.
Andi menempuh pendidikan sekolah dasarnya di SD Negeri 01 Lemah Duwur dengan tambahan mengikuti kelas pendidikan agama Islam di Madrasah Diniyah Salafiyah, Pekuncen, Pesarean usai pulang sekolah di siang harinya.
Setelah lulus dari pendidikan SD di tahun 2000, Andi kecil mengikuti jejak kakak-kakaknya dengan melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an, Tebuireng, Jombang selama tiga tahun. Selesai menempuh pendidikan madrasah tsanawiyah, ia melanjutkan pendidikannya di SMA NU Wahid Hasyim di Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal.
Semasa SMA, Andi rajin mengikuti program menghafal Alquran di Yayasan Madrasatul Qur’an, Desa Langgen, Kecamatan Talang dan di Pondok Pesantren Darussakinah, Desa Kalimati, Kecamatan Adiwerna. Kemudian melanjutkan pendidikan pesantren selama satu tahun di Pondok Pesantren Rahmatillah, Kudus.
Setelah dari Kudus, Andi melanjutkan pendidikan tinggi berikutnya di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta. Momen yang berkesan ketika mengikuti safari dakwah Ramadlan tahun 2014 di Kota Biak Papua Barat yang merupakan utusan dari kampusnya, PTIQ bekerjasama dengan Kedutaan Arab Saudi.
Editor: Kastolani Marzuki