get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Tempat Kuliner Malam Hari di Gunungkidul, Paling Hits dan Instagramable

Kisah Eyang Bintulu Aji, Sang Penjaga Wahyu Gagak Emprit Keraton Mataram

Sabtu, 21 Agustus 2021 - 07:46:00 WIB
Kisah Eyang Bintulu Aji, Sang Penjaga Wahyu Gagak Emprit Keraton Mataram
Makam Eyang Bintulu Aji sang penjaga wahyu gagak emprit Keraton Mataram. (Foto: MPi/Suharjono)

GUNUNGKIDUL, iNews.id - Kisah Keraton Mataram tidak bisa lepas dari Kabupaten Gunungkidul. Pada daerah yang dahulu dikenal tandus dan gersang inilah wahyu Keraton Mataram berhasil didapatkan Ki Ageng Pemanahan yang kemudian menasbihkan anak kandungnya, Danang Sutowijoyo sebagai Raja Mataram pertama dengan gelar Panembahan Senopati.

Sejarah wahyu Keraton dalam kelapa muda dengan nama gagak emprit diyakini setelah Ki Ageng Giring menerima bisikan.

Ki Ageng Pemanahan yang bertapa di Kembang Lampir daerah Giri Sekar Panggang datang ke rumah Ki Ageng Giring di Desa Giring. Paliyan justru minum kelapa Gagak emprit yang juga akan diminum Ki Ageng Giring sepulang dari sawah. 

Akhirnya Ki Ageng Giring yang menerima bisikan atau isaroh harus menerima kenyataan kalah dari Ki Ageng Pemanahan yang juga saudara seperguruannya.

Padahal kelapa yang ditanam Ki Ageng Giring atas wasiat Sunan Kalijaga itu hanya berbuah sekali saja. Kelapa ini memancarkan sinar putih hingga akhirnya dipetik dan dibawa ke rumahnya. Namun takdir berkata lain, Ki Ageng Pemanahan yang meminum air kelapa tersebut.

Dibalik cerita itu muncul seorang tokoh dengan nama Eyang Bintulu Aji.

Nama Bintulu Aji begitu kuat menjadi bagian dari sejarah wahyu Keraton Mataram. Dia tokoh  yang merawat kelapa gagak emprit hingga hanya berbuah sekalial.

Eyang Bintulu dengan tekun merawat kelapa hingga dia memanggil Ki Ageng Giring untuk segera memetiknya. 

Kelapa tersebut disebutnya memancarkan cahaya putih yang cukup kuat. 

Makam Eyang Bintulu Aji dan juga petilasannya terletak di Dusun Jamburejo, Kalurahan Sodo. Lokasi ini sekitar jarak 1 km sisi timur Makam Ki Ageng Giring.

"Eyang Bintulu Aji tokoh besar yang menjaga wahyu gagak emprit," tutur Wir Ngatiman salah sayu sesepuh di Kalurahan Sodo, Paliyan kepada wartawan.

Menurutnya, Eyang Bintulu Aji merupakan salah satu bangsawan asal Majapahit yang ikut pelarian Brawijaya V dan tiba di Gunungkidul.

Kemudian Bintulu Aji memeluk Islam. Dia menjadi tokoh dipercaya menjaga wahyu Gagak Emprit yang sebelumnya sudah diperkirakan oleh para bangsawan Majapahit ketika melarikan diri di Gunungkidul.

Sebagai pamomong, Bintulu Aji juga tinggal tidak jauh dari rumah Ki Ageng Giring.

"Beliau sangat khusuk beribadah dan seringkali menjalankan sholat di atas lempengan batu di sudut rumah," katanya.

Hingga kini, batu lempeng menjadi saksi sejarah Bintulu Aji. Dua buah batu lempeng berada di bawah pohon beringin hingga saat ini masih sering didatangi masyarakat. Makam Eyang Bintulu Aji juga menjadi lokasi ziarah selain makam Ki Ageng Giring.

"Biasanya makam dan petilasan ramai saat malam Selasa Kliwon dan malam Jumat banyak yang ziarah," ucap Mbah Wir-sapaan akrabnya.

Suryanto salah satu pelaku spiritual mengaku sering berdzikir di empat lokasi sekitar Kalurahan Giring dan Sodo. Di sana ada makam Ki Ageng Giring, Kali Goang, Ki Ageng Sukodono dan Eyang Bintulu Aji.

"Dipetilasan Eyang Bintulu Aji suasananya enak damai di situ kami sering berdzikir," katanya.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut