get app
inews
Aa Text
Read Next : Mengerikan! Pemimpin Prajurit Belanda Tertembak Mata oleh Pasukan Pangeran Diponegoro

Kisah Johar Manik, Senopati Pangeran Diponegoro yang Jago Strategi Perang

Sabtu, 18 Juni 2022 - 09:38:00 WIB
Kisah Johar Manik, Senopati Pangeran Diponegoro yang Jago Strategi Perang
Makam Johar Manik, salah satu senopati perang Pangeran Diponegoro di daerah Tanggulayu, Tingkir, Salatiga. Foto: ist.

SALATIGA, iNews.id - Pangeran Diponegoro memiliki sejumlah senopati yang andal saat perang melawan pemerintah kolonial Belanda. Salah satu sosoknya adalah Senopati Johar Manik yang ahli strategi perang. 

Konon ceritanya, Johar Manik yang ditugaskan di wilayah Salatiga dan sekitarnya, memiliki kemampaun supranatural atau kesaktian. Kesaktian didapat setelah Johar Manik gemar tirakat, baik itu puasa maupun melek ( tidak tidur). 

Sebagai senopati andalan Pangeran Diponegoro, berbagai medan pertempuran sengit melawan Belanda dialami. Baik ketika bisa mengalahkan pasukan musuh atau terpaksa mundur karena terdesak. 

Ketika terdesak, Johar Manik bersama laskarnya sering dikejar-kejar Belanda dan antek-anteknya dari warga pribumi yang disebut londo ireng (Belanda hitam).

Kesetiaan Johar Manik terhadap pimpinan membuatnya sangat dekat dan akrab dengan Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro yang tinggal di Tegalrejo, Kabupaten Magelang, secara diam-diam berkunjung ke Blondo, Salatiga untuk sekedar ngobrol atau mengatur strategi perang.

Karena jabatannya sebagai senopati perang, Johar Manik diberi seekor kuda berwarna putih dari Pangeran Diponegoro untuk mobilitas dalam peperangan. Kuda putih itu diberi nama Kiai Bangkol.

Menurut Agustina Sri Kuntarsih, cucu canggah Johar Manik, dalam sebuah penyergapan di Salatiga yang dilakukan oleh Belanda dan antek-anteknya, Johar Manik yang saat itu terkepung tetap melakukan perlawanan sengit.

Johar Manik yang saat itu menunggangi kuda, tertusuk tombak di badannya hingga menderita luka parah. Meski demikian, dia masih tetap bisa mengendalikan kuda tunggangannya menuju tempat persembunyiannya di daerah Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

"Kudanya sudah sangat terlatih dan ketika Mbah Johar Manik terluka parah, langsung menuju tempat persembunyiannya di Sumogawe,” kata Sri Kuntrasih, Sabtu (18/6/2022). 

Ketika di Sumogawe, ada Pangeran Sumonegoro yang merupakan saudara Pangeran Diponegoro yang ikut berjuang melawan penjajah. Johar Manik yang terluka parah kemudian dirawat, namun akhirnya tidak tertolong dan meninggal dunia. 

Sebelum meninggal, Johar Manik yang aslinya berasal Bantul berpesan kepada anaknya Karmin Karyodino agar dimakamkan di dekat rumahnya, yaitu di sekitaran Blondo. Jenazah Johar Manik kemudian dimakamkan di daeah Tanggulayu tak jauh dari Blondo. 

“Mbah Johar juga berpesan kepada anaknya agar makamnya jangan diberi cungkup atau rumah-rumahan dan tdak boleh dibuat permanen seperti diberi nisan,” kata Kuntrasih.

Pesan dari mbah Johar Manik dipegang teguh oleh anak cucunya hingga sekarang. Pernah suatu kali salah seorang cucu membuatkan cungkup makam. Namun tak lama kemudian, cungkup itu tersapu angin kencang yang entah datangnya dari mana. 

“Bapak saya pernah membuatkan cungkup, namun tak lama cungkup itu tersapu angin. Sejak saat itu sudah tidak ada lagi yang mencoba membuatkan cungkup Mbah Johar,” ujarnya.

Dia menceritakan, pernah suatu kali ada orang tak dikenal yang mecoba memperindah makam Johar Manik yang sebelumnya hanya gundukan tanah yang dikelilingi bata dengan memberi semen. 

"Niatnya baik, memperindah dan merapikan makam yang hanya tumpukan bata. Namun setelah disemen, beberapa hari kemudian semennya lepas. Sekarang dibiarkan apa adanya," ucap Sri Kuntrasih. 

Editor: Ary Wahyu Wibowo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut