get app
inews
Aa Text
Read Next : Hujan Deras dan Sungai Ciberes Meluap, Banjir Rendam Ribuan Rumah di Cirebon

Kisah Korban Banjir Semarang, Menadah Air Hujan hingga Berangkat Kerja Numpang Truk

Sabtu, 13 Februari 2021 - 19:47:00 WIB
Kisah Korban Banjir Semarang, Menadah Air Hujan hingga Berangkat Kerja Numpang Truk
Sejumlah warga terdampak banjir di Gayamsari, Semarang saat beraktivitas di luar rumah. (Foto: Ist)

SEMARANG, iNews.id - Banjir yang merendam wilayah Kota Semarang menyisakan cerita sedih bagi yang mengalami. Berbagai kesulitan yang pernah dirasakan terus tertanam di benak mereka. 

Selama terendam banjir, warga kesulitan mendapat air bersih. Sebab kran PDAM turut terendam banjir. Warga yang memiliki sumur juga tidak bisa mengambil air karena listrik padam. Sehingga pompa untuk menyedot air dari tanah juga tak bisa dinyalakan. 

Seperti yang dialami warga Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, mereka membeli seharga Rp5.000 per galon.  Air hanya untuk keperluan masak dan minum. Sedangkan untuk mandi dan mencuci, mereka menadah air hujan. 

Untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, mereka juga harus berjalan menerjang banjir ratusan meter menuju pasar. Jalan tidak bisa dilalui sepeda motor atau sepeda karena ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.

"Selama banjir, daerah kami terisolasi air. Bantuan juga terbatas,” ujar Endah (40) salah satu korban banjir. 

Warga harus memenuhi sendiri dengan membeli air dan bahan makanan di warung. Selama banjir, warga juga kesulitan mengisi ulang baterai telepon seluler. Padahal, alat komunikasi sangat dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan warga dan saudara.

"Untung ada warga yang memiliki genset, sehingga bisa numpang mengisi baterai," ucapnya. 

Bantuan air bersih dari pemerintah maupun relawan tidak bisa menjangkau hingga kampungnya. Sebab banjir cukup tinggi, sehingga truk tangki pembawa air bersih tidak bisa masuk.

"Banyak cerita, ini pengalaman banjir yang paling parah,” tuturnya. 

Hal senada diungkapkan warga Genuk, Semarang. Selama banjir, mereka kesulitan beraktivitas. Bahkan untuk menuju tempat bekerja di kawasan Kaligawe, harus mencari tumpangan truk.

“Untuk memenuhi kebutuhan saja sulit. Cari air bersih susah, ke tempat kerja harus numpang truk," ucap Toro (34) salah satu warga. 

Meski demikian, dirinya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu korban banjir. Tanpa bantuan, warga semakin kesulitan memenuhi kebutuhan.

"Terima kasih atas bantuan yang diberikan. Tanpa uluran tangan para relawan dan dermawan, kami kesulitan memenuhi kebutuhan dan berangkat kerja,” ujarnya. 

Editor: Ary Wahyu Wibowo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut