KKN di Kebumen, Mahasiswa UNS Sulap Limbah Kotoran Sapi Jadi Biogas
SOLO, iNews.id - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi biogas di Desa Kebakalan, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen. Hal itu dilatarbelakangi kelangkaan gas elpiji serta banyaknya peternak sapi di sana.
Para mahasiswa tergabung dalam tim kuliah kerja nyata (KKN) kelompok 88. Mereka sebelumnya merumuskan persoalan yang ada di Desa Kebakalan.
“Pertama itu dulu pas mau beli gas di sana susah. Kemudian karena waktu awal wawancara, ada salah satu perangkat desa bilang kalau permasalahan di Desa Kebakalan adalah banyaknya limbah kotoran sapi yang baunya hingga ke rumah-rumah warga. Dari dua hal itu, akhirnya kami merumuskan program membuat biogas,” kata ketua tim KKN kelompok 88, Umar Abdul Karim melalui siaran pers Humas UNS, Selasa (5/4/2022).
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) ini menjelaskan, kotoran sapi yang telah diolah menjadi biogas juga masih dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, sehingga tidak ada limbah yang terbuang.
Umar menjelaskan, bahan dasar pembuatan biogas adalah kotoran sapi segar yang berada di ruang terbuka kurang dari 12 jam. Hal ini dikarenakan kotoran sapi masih memiliki temperatur yang optimal 25-30 derajat celcius. Saat dimasukkan ke dalam wadah tertutup, temperatur kotoran dapat tetap terjaga.
“Dibutuhkan dua wadah besar yang tertutup sebagai wadah kotoran sapi dan wadah untuk menampung gas hasil fermentasi. Kedua wadah dihubungkan dengan pipa yang memiliki katup untuk mencegah masuknya gas secara berlebihan,” ujarnya.
Pada kedua wadah ditambahkan keran untuk membuang lebihan gas yang ada pada kedua wadah. Dibutuhkan kotoran sapi sekitar sepertiga dari daya tampung wadah tertutup tersebut.
Dalam proses pembuatan biogas yang mereka lakukan, digunakan wadah sebesar 60 liter sehingga dibutuhkan kotoran sapi 20 liter. Kemudian ditambahkan air secukupnya untuk melarutkan kotoran sapi agar mempermudah proses penguraian unsur organik yang kompleks.
Kotoran yang sudah tercampur dengan air, perlu didiamkan kurang lebih selama 14 hari dengan wadah yang tertutup rapat dan disimpan di tempat yang teduh.
“Selama beberapa hari sekali dilakukan pengecekan pada wadah untuk memastikan bahwa proses fermentasi berjalan dengan baik. Keran pada wadah juga perlu dibuka sedikit saat pengecekan untuk mengurangi gas yang sudah berlebih. Keran cukup dibuka sedikit dan sebentar saja,” ucapnya.
Setelah 14 hari, dilakukan uji coba dengan menyambungkan keran di wadah gas pada selang yang ditujukan untuk kompor.
Editor: Ary Wahyu Wibowo