Kudus Diguncang Gempa akibat Sesar Muria, BMKG: Ini Jadi Peringatan bagi Kita

KUDUS, iNews.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa dengan kekuatan 3,0 skala richter di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), menandakan Sesar Muria masih aktif. Gempa bumi tersebut mengguncang daerah tersebut pada Sabtu (2/5/2020) dini hari tadi.

"Ini menjadi alarm yang mengingatkan kita semua agar selalu waspada terhadap keberadaan sesar aktif di daratan yang jalurnya melintasi atau dekat permukiman penduduk," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Sabtu siang tadi.

Baca Juga

Gempa M5,0 Guncang Sinabang Aceh Sabtu Dini Hari, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Menurut dia, wilayah Kudus dan sekitarnya secara tektonik memiliki struktur yang cukup kompleks dengan keberadaan sesar aktif seperti Sesar Muria, Sesar Lasem, Sesar Naik Pati, dan Sesar Semarang.

​​​​​​Sesar Muria, kata dia, merupakan sesar aktif yang memiliki magnitudo tertarget 6,2 dengan laju geser sesar sekitar satu milimeter per tahun. Sesar dengan orientasi berarah barat daya-timur laut itu jalurnya melintasi Gunung Muria dan diduga menerus ke laut.

Baca Juga

683 Gempa Tektonik Terjadi di Indonesia Sepanjang April, 76 Guncangan Dirasakan

Sedangkan Sesar Lasem merupakan sesar dengan kelurusan paling panjang, menempati suatu depresi dengan sumbu yang berarah barat daya-timur laut. Ciri morfologi lain yang mengindikasikan keberadaan sesar ini adalah pola kelurusan dari selatan Semarang ke arah timur laut melewati Lasem dan menerus ke Laut Jawa.

"Semua sesar ini aktif dan ada catatan sejarah gempanya. Berdasarkan catatan sejarah gempa, zona sumber gempa ini memang aktif," kata Daryono.

Baca Juga

BMKG Catat 683 Gempa Tektonik Sepanjang April, 1 Kategori Merusak di Tapsel

Menurut Daryono, sesar-sesar tersebut bertanggung jawab terhadap beberapa peristiwa gempa kuat dan merusak pada masa lalu, di antaranya gempa kuat yang mengguncang Lasem pada 1847 dan gempa dengan magnitudo 6,8 di Pati pada 1890 yang menyebabkan kerusakan hingga radius 500 km.

Editor: Andi Mohammad Ikhbal