Lulus Akmil, Anak Penjual Gorengan Ini Bertekad Jadi Panglima TNI
SEMARANG, iNews.id – Cita-cita Hafid Bahtiar untuk menjadi prajurit TNI akhirnya terwujud. Anak penjual gorengan asal Tulungagung, Jawa Timur itu berhasil lulus Taruna Akademi Militer (Akmil) Angkatan Darat 2018.
Hafid yang lahir di Tulungagung 30 Desember 1995 merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Mujani dan Supriatin. Kedua orang tua Hafid merupakan pedagang gorengan di sebuah desa kecil di wilayah Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Meski dari keluarga yang kurang mampu, Hafid bangga bisa menjadi seorang prajurit dan bercita-cita menjadi jenderal. "Meski saya anak seorang kuli bangunan, tetapi cita-cita saya ingin menjadi Panglima TNI," ucap Hafid, Rabu (25/7/2018).
Sejak masih sekolah dasar (SD) hingga SMP, Hafid tak canggung membantu ekonomi kedua orang tuanya dengan menjajakan gorengan buatan ibunya. "Masih ingat di memori saya waktu sekolah di SD dan SMP membawa gorengan saya jual di sekolah. Orang tua saya juga pernah berdagang bakso, gorengan, jagung dan kacang rebus di pinggir jalan," ungkap Hafid.
Menginjak remaja, Hafid yang meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 1 Campurdarat masih gigih membantu kedua orang tuanya. Sepulang sekolah, Hafid bekerja sebagai tukang batu marmer. Dia juga menjadi pelatih basket anak-anak di kampungnya. "Honor yang didapat lumayan buat beli makan sehari-hari dan uang saku sekolah," tutur Hafid.
Orang tua Hafid, Mujani mengaku bangga dengan perjuangan keras anaknya itu. "Saya dan istri mengolah adonan jajanan gorengan, Hafid mengantarkan gorengan ke warung-warung," kata Mujani.
Dia menjelaskan bahwa anak keduanya ini mendaftar dua kali sebagai Taruna Akmil pada 2013 dan tahun 2014. Hafid baru diterima sebagai Taruna Akmil pada tahun 2014.
"Dia niat dengan keinginan sendiri untuk menjadi Taruna Akmil. Dua kali daftar semuanya Akmil, usai gagal di pendaftaran yang pertama sempat ditawarin untuk mendaftar Secaba tetap kokoh untuk daftar Akmil," ungkapnya.
Mujani juga menyebutkan bahwa anaknya mempunyai tekad yang kuat untuk menjadi Taruna Akmil meski dihadapkan dengan kondisi ekonomi orang tuanya yang serba kekurangan. "Los aja pak, bismillah saja. Nggak usah memikirkan biaya untuk masuk Taruna," ujar Mujani menirukan ucapan Hafid.
Editor: Kastolani Marzuki