Mabes TNI Rakor Rentinkon di Semarang, Bahas Potensi Ancaman Bencana hingga Pemilu 2024
SEMARANG, iNews.id - Mabes TNI menggelar rapat koordinasi (Rakor) penyusunan rencana tindakan kontijensi (Rentinkon) wilayah Kogabwilhan II dan Kogabwilhan III di Semarang. Rakor Rentinkon digelar pada Selasa-Rabu (21-22/2/2023).
Rakor bertemakan Kotamaops dan Balakpus TNI selalu siap mengantisipasi dan merespons setiap kemungkinan kontinjensi yang akan terjadi di wilayahnya secara cepat, tepat, efektif dan efisien ini dihadiri dihadiri oleh Asops Kotamaops di wilayah Kogabwilhan II dan Kogabwilhan III termasuk Asops Koopssus TNI, Kostrad, Kopassus, Pushidrosal, Kolinlamil dan Kormar. Saat pembukaan hadi Kasdam IV Diponegoro Brigjen TNI Deddy Suryadi.
Rakor membahas rentinkon tahun 2024 ini merupakan tindak lanjut dari program Mabes TNI untuk meningkatkan kerja sama, menyamakan persepsi dan pola tindak dalam menghadapi kontinjensi yang mungkin timbul di wilayah tanggung jawab Kotamaops masing-masing, untuk memelihara dan meningkatkan kesiapsiagaan unsur TNI dalam rangka menghadapi kontinjensi serta untuk menyusun kontinjensi terpilih sebagai bahan masukan dalam penyusunan Renkon TNI dalam rangka OMSP Tahun 2024-2025.
“Kegiatan ini melaksanakan rapat koordinasi penyusunan rentinkon dari masing-masing Kotamaops TNI (Komando Utama Operasi TNI). Kegiatan ini rutin dilaksnakan, tahun kemarin di wilayah Kodam V Brawijaya di Surabaya, tahun ini di Kodam IV Diponegoro di Semarang,” kata Kolonel Inf Teguh Pudji Raharjo, Paban II Organisasi dan Strategi Sops TNI, mewakili Waasops Panglima TNI Marsma TNI Budhi Achmadi, Rabu (22/2/2023).
Dia menjelaskan bahwa kegiatan ini untuk melaksanakan antisipasi terjadinya kontijensi atau ancaman yang diperkirakan terjadi pada tahun 2024. Pada tahun itu ada beberapa kontijensi yang perlu diantisipasi antara lain Pemilu 2024 yakni Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dan Pemilihan Legislatif.
“Tentu memiliki potensi kerawanan yaitu terjadi konflik antarpendukung maupun ancaman terhadap penyelenggaraan, kemudian Indonesia salah satu negara yang rawan bencana karena pertemuan tiga lempeng dunia dan juga memiliki posisi pada ekuator/garis khatulistiwa yang berpotensi timbulnya bencana hidrometerologi basah maupun kering,” ujar Teguh.
“Demikian juga posisi kita berada di ring onfire/cincin api dunia, sehingga berpotensi menimbulkan bencana alam. Oleh sebab itu TNI yang memiliki tugas pokok salah satunya melindungi segenap bangsa dari berbagai ancaman tentu harus menentukan langkah antisipatif , salah satunya menyusun rentinkon,” ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, ancaman yang muncul terkait illegal fishing di lautan Indonesia, kerawanan wilayah perbatasan, aktivitas dari ancaman separatis teroris, konflik komunal di wilayah Indonesia Sehingga rentinkon ini adalah wujud pertanggungjawaban TNI atas tugas pokoknya yang bersifat antisipatif terhadap kemungkinan ancaman.
“Rentinkon ini dilaksanakan sebagai sarana koordinasi. Masing-masing Kotamaops juga melibatkan komando operasi yang lain, misalnya di wilayah Papua, Kodam Cenderawasih, salah satunya pengamanan wilayah perbatasan akan melibatkan satuan-satuan lain misalnya Kotamaops di Kodam V atau IV atau dari Kostrad, sehingga saling berkoordinasi untuk pengerahan pasukan, termasuk pengerahan Kotamaops Angkatan Udara.
Dia mencontohkan, pengerahan pesawat untuk penanggulangan bencana alam, kemudian termasuk pengerahan TNI AL. “Sehingga rentinkon ini sangat penting mewujudkan kerja sama dan koordinasi dari masing-masing angkatan maupun Kotamaops TNI,” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni