Mendagri Tito Karnavian Luncurkan Relawan RedKar Berseragam Merah Api

BANTUL, iNews.id - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian membentuk dan meresmikan Relawan Pemadam Kebakaran (Redkar) dalam upacara peringatan HUT ke-101 Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Nasional, Minggu (1/3/2020). Relawan berseragam merah api ini nantinya akan dibentuk secara nasional.
Tito menerangkan, Redkar akan dibentuk mulai dari 10 relawan di tingkat desa/kelurahan, 10 di kecamatan dan 50 di kabupaten/kota serta provinsi. Relawan ini diseleksi dan dilatih secara profesional, serta didukung dengan dana sumbangan masyarakat atau APBD/APBN.
Model relawan RedKar bukan hal asing di dunia. Di beberapa negara, relawan semacam ini sangat lazim dan terbukti bermanfaat bagi masyarakat seperti Fire Volunteer Barigade di Filipina atau Freiwillig Feuerwehr di Jerman.
”Saya berharap relawan RedKar menjadi wahana baru penyaluran semangat solidaritas dan militansi kaum muda untuk mengabdi bagi masyarakat dan kepentingan umum,” kata Tito saat bertindak sebagai inspektur upacara HUT Damkar di Stadiom Sultan Agung, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Redkar akan melekat ke struktur sub-dinas Damkar di setiap kabupaten. Mereka akan menjadi tenaga relawan terampil yang siap digerakkan untuk membantu misi penyelamatan masyarakat dan juga pemadaman kebakaran.
Dalam sambutannya, Tito mengapresiasi Korps Damkar yang sudah berusia lebih dari satu abad. Tak banyak organisasi yang mampu bertahan hingga lebih dari 100 tahun kecuali organisasi yang benar-benar memiliki kultur organisasi yang baik, didukungan secara militan oleh anggotanya sendiri serta pelayanannya dibutuhkan masyrakat seperti Korps Pemadam Kebakaran.
Keberadaan Korps Damkar tersebar di semua 548 pemerintah daerah di tingkat provinsi dan kabupaten seluruh Indonesia dengan jumlah personel sekitar 50.000. Sebanyak 70 persen dari personel ini merupakan pegawi honorer dan sisanya berstatus PNS.
Tito menuturkan, dalam urusan pemerintahan sesuai UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, gugus tugas Damkar termasuk jenis pelayanan dasar bersifat wajib yang harus dilakukan oleh pemerintah.
”Kemendagri, selaku pembina dan pengawas pemerintah daerah di seluruh Indonesia sangat berkomitmen untuk menjaga standar mutu pelayanan, sarana prasarana serta kualitas kompetensi SDM Korps Damkar ini,” ujarnya.
Mantan Kapolri ini mengingatkan, tantangan tugas Korps Damkar sangat spesifik, tetap vital bagi masyatakat, yaitu memadamkan api bila terjadi kebakaran. Namun selain itu ada juga fungsi yang melekat lainnya yaitu penyelamatan (rescue team) bagi anggota masyarakat yang mengalami musibah bencana.
Menurutnya, ukuran universal yang dipakai oleh masyarakat di dalam menilai petugas Damkar bukanlah soal hebat tidak hebatnya di saat bertugas menangani bencana kebakaran, tetapi “terlatih” atau tidak. Penguasaan teknis lapangan penanggulangan kobaran api dan kualifikasi fungsi penyelamatan merupakan hal yang mutlak diperhatikan.
”Juga kesigapan, militansi keberanian menembus bahaya dengan kalkulasi yang cermat adalah hal-hal yang dibutuhkan dan hanya didapat lewat pelatihan yang terus menerus,” tutur dia.
Tito menambahkan, pandangan tentang fungsi Korps Damkar di Indonesia hanya menonjol dalam fungsi pemadaman api. Ini tercermin dari seragam khas dan mobil pemadam kebakaran. Padahal, fungsi kedua yang diemban Korps Damkar yaitu penyelamatan atau pertolongan masyarakat di tengah bencana juga tak kalah penting.
Pandangan tentang fungsi kedua tampak agak tertinggal dan redup di benak masyarakat bila menyangkut Korps Damkar. Bila dibandingkan dengan Amerika, fungsi penyelamatan dari Korps Damkar di sana sangat menonjol atau dominan.
Bahkan, kata Tito, masyarakat Amerika sangat percaya akan keberadaan fungsi pertolongan dan penyelamatan yang diberikan oleh petugas Damkar. Dengan demikian bila mereka membutuhkan pertolongan, mereka langsung mengkontak petugas Damkar setempat selaku “rescue team”.
“Saya ingin fungsi penyelamatan atau pertolongan Korps Damkar terhadap masyarakat yang mengalami musibah entah itu kecelakan bersifat domestik seperti banjir, longsor atau lainnya juga ditingkatkan,” tutur birokrat kelahiran Palembang, Sumatera Selatan ini.
Pendeknya, Damkar jangan hanya pintar memadamkan api, tetapi juga piawai menyelamatkan warga yang terkena musibah bencana.
Upacara HUT ke-101 Korps Damkar dihadiri sekitar 2.000 petugas Korps Pemadam Kebakaran dari 47 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Turut hadir Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, Bupati Bantul Suharsono, dan Kapolda DIY Irjen Pol Asep Suhendar.
Hadir pula, Sekjen Kemendagri Hadi Prabowo, Plt Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bachtiar serta Dirjen Administrasi Wilayah Kemendagri Eko Subowo.
Editor: Zen Teguh