Mengunjungi Wisata Unik di Pemalang, Ada Pasar Tempo Dulu dan Situs Makam Pangeran Benowo

PEMALANG, iNews.id - Benowo Park, objek wisata di Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang ini mempunyai keunikan khas yang jarang ditemukan di tempat wisata lain. Salah satu keunikannya ada pasar yang diadakan setiap Kamis Wage, atau biasa disebut dengan nama Pasar Wage.
Di pasar ini pengunjung akan diajak bernostalgia dengan jajanan jadul, musik gamelan dan suvenir tradisional lainnya, dimana para penjual akan memakai baju-baju tradisional, sehingga benar-benar menyerupai kembali ke zaman dulu, zaman di mana belum ada listrik dan gadget seperti sekarang.
Ada hal unik dan langka di destinasi tengah hutan ini, transaksi di pasar wage harus menggunakan koin klithik, yaitu koin yang terbuat dari kayu. Jadi sebelum melakukan transaksi, pengunjung harus menukarkan uang dengan koin klithik yang sudah disediakan. Nilai satu koin klithik setara Rp2000.
Arum (30), seorang pengunjung yang datang dari Pekalongan menuturkan, bahwa suasana di Pasar Wage sangat mengesankan.
"Disini adem, cenderung dingin,udara masih bagus tidak terkontaminasi polusi udara, dan ada banyak jenis makanan, yang masih asli pengolahannya,sehingga aman untuk kesehatan," ucapnya di lokasi, Senin (19/12/2022).
Tempat wisata Benowo Park dibuka untuk umum, mulai jam 08.00-16.00 WIB. Selain terdapat jajanan dan suvenir tradisional, Benowo Park juga mempunyai beberapa wahana lain, seperti taman kelinci, wahana menembak dan memanah, tempat pemancingan, serta dapat bermain perahu di kolam buatan.
Di Benowo Park juga terdapat banyak monyet liar, di mana pengunjung bisa memberikan makan kepada monyet-monyet yang ada di sana.
Selain beberapa wahana yang sudah disebutkan di atas, di Benowo Park juga terdapat situs makam Pangeran Benowo, yang menjadi cikal bakal nama dari tempat wisata tersebut.
Selain itu, juga terdapat pohon yang mempunyai batang terbelah atau dalam bahasa jawa adalah 'pang di garit' yang menjadi asal usul nama dari desa itu sendiri, yaitu Penggarit.
Editor: Ahmad Antoni