Merapi Siaga, Warga Tlogolele Boyolali Tak Berani Tabuh Kentongan

BOYOLALI, iNews.id – Warga Dukuh Stabelan, Tlogolele, Kabupaten Boyolali kini mulai ronda malam seiring peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang kini berstatus siaga. Meski demikian, warga tidak berani menabuh kentongan sebagai sinyal bahaya karena hal itu merupakan tabu.
Warga Stabelan, Surat mengatakan, warga setiap malam kini melakukan ronda memantau kondisi puncak Merapi. Namun warga setempat tabu mengunakan kentongan sebagai sinyal tanda bahaya.
Menurut Surat, dari kepercayaan turun temurun, membunyikan kentongan saat Merapi bergejolak justru akan mendatangkan mara bahaya yang lebih besar.
"Kalau ada apa-apa kami langsung memberitahu saja yang di dalam rumah dan tetangga sekitar," ucap Surat, Senin (9/11/2020).
Kepala Desa Tlogolele Ngadi mengemukakan, sirene tanda bahaya Merapi sudah dipasangan di desanya dan dalam posisi siaga. Sirene siap dibunyikan jika terjadi erupsi Gunung Merapi.
Sirene peringatan dini masih berfungsi namun belum dibunyikan karena Merapi masih dalam status siaga. "Sirine peringatan dini kalau statusnya awas," kata Ngadi.
Meski demikian sirene sudah diuji coba dan menyala. Terdapat satu sirene di Desa Tlogolele namun suaranya mampu menjangkau wilayah Desa Tlogolele.
Sirene dikendalikan dari pos induk yang ada di Balaidesa Tlogolele.Sirene dioperasikan tim siaga desa (TSD) yang berjaga memantau kondisi merapi.
Mengingat Gunung Merapi statusnya telah naik menjadi siaga, setiap hari kini ada petugas yang piket jaga. Jika status Merapi naik menjadi awas dan dan sudah mengkhawatirkan, evakuasi warga dilakukan dan sirene dibunyikan sebagai peringatan dini.
Saat ini, evakuasi baru sebatas untuk masyarakat yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, anak anak, balita dan difabel.
Editor: Kastolani Marzuki