Musim Kemarau, Petambak Udang di Brebes Malah Untung Ratusan Juta
BREBES, iNews.id - Musim kemarau tidak selamanya berdampak buruk. Di Brebes, Jawa Tengah, musim kemarau bahkan menjadi berkah tersendiri bagi para petambak udang vaname di kawasan Pantai Utara (Pantura). Berkat budi daya udang vaname sejak awal musim kemarau lalu, kini para petambak bisa meraup untung ratusan juta rupiah saat panen tiba.
Pantauan iNews, Sabtu (28/7/2018) pagi, para petani tampak sibuk memanen udang vaname di areal pertambakan Desa Kalilingi, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes. Sejumlah buruh tambak berderet menebar jaring ke tambak. Udang vaname hasil panen ini lalu dimasukkan ke dalam jembung atau jerigen ukuran besar dan diangkut untuk ditimbang.
Budidaya udang vaname ini dimulai tiga bulan lalu saat intensitas hujan mulai berkurang. Hal tersebut membuat kondisi salinitas atau kadar garam kolam tambak stabil. Seorang petambak udang vaname didesa kalilingi, Supandi, mengaku panen udang vaname kali ini tergolong bagus.
Menurutnya, dengan modal sebesar Rp600 juta rupiah setiap hectare tambak bisa mendapatkan hasil panen sebesar Rp1,2 miliar. Artinya, setiap hektare tambak, petambak bisa meraup keuntungan Rp600 juta. Supandi pun sangat bersyukur atas keuntungan yang lumayan besar. Petambak bisa panen dua hingga tiga kali dalam satu tahun.
“Udang vaname ini nanti dijual ke suplier di Indramayu dengan harga Rp80.000 per kilogram untuk size 60 atau empat puluh ekor setiap satu kilogramnya,” katanya saat ditemui di lokasi tambaknya, Sabtu, (28/7/2018).
Harga udang vaname ini meningkat dari harga sebelumnya yang hanya Rp74.000 per kilogram akibat naiknya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat.
Setelah dikirim ke Indramayu, Jawa Barat, udang vaname hasil panen lalu dipasok ke pabrik pengolahan udang di Tangerang. Selanjutnya udang vaname olahan diekspor ke beberapa negara tujuan seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Dari setiap hektare tambak, para petambak bisa memanen hingga 15 ton udang vaname. Selain di Pantura Jawa, udang vaname ini banyak juga dibudidayakan di kawasan pantai selatan, seperti Cilacap, Jawa Tengah, dan Pangandaran, Jawa Barat.
Editor: Himas Puspito Putra