get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Jalur Alternatif Surabaya Solo dengan View Gunung Lawu yang Bikin Betah di Jalan!

Pakar Matematika UNS Sebut Pertengahan Mei Puncak Infeksi Corona di Indonesia

Rabu, 25 Maret 2020 - 16:28:00 WIB
Pakar Matematika UNS Sebut Pertengahan Mei Puncak Infeksi Corona di Indonesia
Puncak infeksi virus corona di Indonesia diprediksi terjadi pertengahan Mei 2020. (Foto: AFP)

SOLO, iNews.idPakar matematika Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo memprediksi puncak infeksi virus corona (Covid-19) di Indonesia akan terjadi pertengahan Mei 2020.

Prediksi itu berdasarkan dari hasil Model SIQR (Susceptible-Infected-Quarantie-Recovery) berupa sistem persamaan diferensial yang diselesaikan dengan Metode Numerik Runge-Kutta Order 4.

Dari metode itu dapat ditarik kesimpulan jika tidak ada perubahan dalam penanganan, diperkirakan puncak infeksi terjadi puncak pada pertengahan Mei 2020. Prediksi tersebut diambil berdasarkan data covid-19 Indonesia data dari 2 -22 Maret 2020. Prediksi tersebut dilakukan selama masa prediksi selama 100 Hari (2 Maret – 10 Juni 2020).

“Jika diterus-teruskan seperti ini maka jumlah yang terinfeksi puncaknya pada pertengahan bulan Mei ini dengan jumlah 2.5 persen dari seluruh populasi di masing-masing wilayah (penduduk Indonesia) terinfeksi. Selama prediksi 100 hari penyebaran virus akan menurun pada bulan Juni tetapi tidak serta merta hilang,” kata pakar matematika FMIPA UNS Dr Sutanto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/3/2020).

Dia menjelaskan, vrus corona atau Covid-19 bisa musnah dari Indonesia tapi tergantung pada dua parameter yaitu alpha dan Beta. Angka terinfeksi Covid-19 ini bisa saja turun drastis bahkan sampai hilang jika laju karantina (Alpha) semakin besar daripada laju kontak penderita ke Sucsceptible (Beta).

“Ada 3 skenario yang bisa dilakukan, pertama adalah strategi kuadran I yaitu dengan menaikkan laju karantina dan mempertahankan laju kontak dibawah angka 0.9, maka virus akan hilang sebelum 10 juni 2020. Yang kedua, kalau alpha dan beta berada pada garis miring maka virus hilang pada tgl 20 juni. Tapi jika laju kontak lebih besar daripada laju karantina maka virus masih menginfeksi Indonesia,” paparnya.

Karena itu, Sutanto meminta pemerintah harus segera melakukan rapid test untuk mengetahui individu yang terinfeksi dan yang sehat. Kemudian kelompok yang terinfeksi tersebut dipisahkan ke rumah sakit rujukan atau wisma atlet Kemayoran untuk kemudian diisolasi dan yang sehat dibatasi pergerakkannya. Sehingga bisa memperbesar laju Alpha.

Kemudian langkah selanjutnya yaitu menekan orang yang masih sehat untuk tetap di rumah sehingga bisa menekan laju Beta.

“Jika Beta sebesar 0.5, dalam simulasi ini maka virus akan hilang sebelum 10 Juni 2020, jika tidak kita akan berada di kuadran II dan  ini kondisi yang sangat berbahaya. Tidak perlu berdebat, kita harus bekerja dan segera pilih Kuadran I ini lebih cepat, ekonomi juga akan tetap baik, dunia medis juga tidak akan capek,” ujar Sutanto.

Dia menambahkan, saat ini tingkat kematian pasien yang terinfeksi Covid-19 sudah cukup tinggi yaitu sekitar 8,4%, bahkan sempat menyentuh angka 9%.

“Artinya orang yang sehat, hidup damai tibat-tiba terinfeksi tetapi yang bersangkutan tidak mengetahui kalua dirinya terjangkit covid-19. Yang bersangkutan menyadari sudah terlambat, yaitu tatkala gejala atau sakit yang dirasakan sudah parah sehingga meninggal,” kata Sutanto.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut