Pementasan Drama Tari Pesantenan Gairahkan Kesenian Tradisional di Pati
PATI, iNews.id – Kesenian tradisional di Kabupaten Pati kembali bergairah setelah dua tahun terhenti akibat pandemi. Kebangkitan kesenian Pati ditandai dengan pementasan Drama Tari Pesantenan di Paringga Jati Raras, Desa Semampir.
Drama Tari Pesantenan merupakan tarian sejarah yang menggambarkan berdirinya Kadipaten Pati tersebut menjadi cerita yang apik. Tarian tersebut menceritakan tentang peperangan dan babat hutan untuk memperluas wilayah Kadipaten Pati. Bahkan aktivitas masyarakat juga digambarkan dalam tarian pesantenan tersebut.
Sebelum Drama Tari Pesantenan digelar, acara diawali dengan dialog Laras Budaya bersama DPRD Provinsi Jateng dengan menghadirkan anggota Komisi D DPRD Jateng Hj Kartina Sukawati dan penggiat seni Budiono S. Dialog bertemakan Drama Tari Pesantenan itu dipandu moderator Dendi Ganda dari MNC Trijaya FM Semarang.
Kartina Sukawati mengatakan DPRD Jateng akan terus mendorong kesenian tradisional di daerah agar semakin berkembang, hingga dapat dipertahankan dan dilestarikan oleh para seniman generasi muda.
Menurutnya, pagelaran ini merupakan salah satu momentum untuk membangkitkan kembali kesenian tradisional dan menjaga budaya bangsa Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal.
“Berbagai budaya lokal, berperan besar dalam membentuk dan mengembangkan jati diri bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan,” katanya, Sabtu (3/9/2022).
“DPRD akan terus ikut melestarikan kesenian tradisional dengan mengadakan pertunjukan Drama Tari Pesantenan. Mengingat pementasan seni tari berperan besar dalam mengembangkan kearifan lokal dan menjaga kesenian warisan leluhur,” ujarnya.
Penggiat Seni Budiono mengatakan, drama tari pesantenan ini merupakan kreasi baru yang mengusung cerita Dumadine Pati Pesantenan. Cerita drama tari pesantenan itu dimainkan 15 seniman dari LP3 Sanggar Seni Paringga Jati Raras Pari asuhan Budiono.
Menurutnya, cerita dalam Dumadine Pati Pesantenan menggambarkan tekad serta niat kuat Raden Kembangjoyo untuk memperluas wilayah dan membangun Kadipaten baru dapat terwujud, meski harus menghadapi rintangan cukup berat.
Di kala babat hutan kemiri segala rintangan mampu teratasi berkat bantuan penjual dawet Ki Segolo. Takluknya Ratu Jin Mayangsari beserta pengikutnya menjadi bukti sejarah dan saksi bedirinya Kadipaten Pati Pesantenan.
“Dengan kemenangan itu Pati Pesantenan berkibar yang awal mulanya nama diambil dari Tepung Pati dan Santen hingga jadi Kadipaten Pati Pesantenan,” ujarnya.
Dia mengatakan, permainan tari cerita zaman dulu yang saat ini sudah mulai punah. Tetapi dalam tari kolosal pesantenan, permainan itu dimunculkan kembali agar masyarakat tidak lupa. Apalagi, kesenian saat ini sudah modern, sehingga banyak diantara mereka yang tidak mengetahui kesenian tradisional tersebut.
Selain itu, ada juga tarian yang dikhususkan untuk menunjukan potensi unggulan di Kabupaten Pati. Misalnya, tari tayub yang berasal dari kata di tata ben guyub (ditata biar guyub). Tujuannya tidak lain adalah menuju pada semboyan Pati Bumi Mina Tani.
Editor: Ahmad Antoni