Petani di Magelang Temukan Pripih Candi saat Mencangkul di Lahan Ketela, Begini Bentuknya
MAGELANG, iNews.id – Slamet Untung (62), seorang petani di Kabupaten Magelang ini menemukan pripih candi. Dia semula mengira benda tersebut merupakan asbak.
Slamet mengungkapkan, saat menemukan benda bersejarah tersebut sekitar tiga bulan yang lalu. Slamet menemukannya saat mencangkul di lahan yang akan ia tanami ketela.
"Saat mencangkul itu mengenai batu. Batu ini posisinya miring, terus saya ambil," kata Slamet Untung dikutip dari iNewsTemanggung.id, Jumat (27/1/2023).
Benda tersebut berbentuk persegi empat, dengan lubang di dalamnya. Usai menemukan benda tersebut, dia disarankan oleh temannya untuk dibawa pulang dan disimpan.
Benda itu, kata dia, berbentuk persegi empat, yang dalamnya berlubang. Kemudian, dibersihkan dan atas saran temannya untuk dibawa pulang.
"Lokasi penemuan itu sekitar satu meter dari (yoni) dan kedalaman 15 cm," ujar Slamet. "Dilihat dari atas seperti candi. Terus saya berusaha mencari stupanya, tapi tidak menemukan,” ujarnya.
Di lokasi penemuan benda tersebut terdapat yoni yang posisinya miring. Lokasi penemuan di dekat persawahan, sedangkan lokasi penemuan pripih tersebut akan ditanami ketela.
Dalam kesempatan yang sama, pegiat budaya Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Ahmad Adri Muzaka mengatakan, sekitar dua minggu yang lalu mendapat laporan di daerah Cetokan, Secang ditemukan sebuah batu, tapi belum tahu batu apa.
"Temuan itu sempat di-upload di Facebook, terus saya menghubungi minta untuk disimpan. Terus akhirnya saya cek di lokasi memang benar ditemukan berupa pripih, struktur. Mungkin bisa candi atau struktur yang lainnya karena penemuan ini lokasinya berdekatan dengan yoni," ujar Adri.
Atas temuan tersebut, kata Adri, telah disampaikan agar dirawat terlebih dahulu sambil menunggu tindak lanjut baik dari Dikbud Kabupaten atau dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah X.
"Untuk temuan ini sudah saya laporkan melalui WhatSapp ke BPK wilayah X dan nanti akan saya tindaklanjuti melalui surat juga ke BPK agar ditindaklanjuti," ujarnya.
Adri menambahkan, yoni tersebut diduga pada zaman Hindu, termasuk peripihnya. Kemudian di kawasan Desa Candiretno juga banyak benda-benda cagar budaya.
"Seperti yoni saja ada empat, ada nandi juga, bahkan ada bangunan candi (dari bata) di Desa Candiretno," ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni