Polemik Penutupan Akses Jalan Berakhir Damai, Kedua Pihak Saling Memaafkan
PEMALANG, iNews.id – Polemik penutupan akses jalan rumah warga di Desa Widodaren, Petarukan, Pemalang, akhirnya berakhir damai. Setelah Polres Pemalang melalui Polsek Petarukan bersama Forkopimca dan pemerintah memfasilitasi pertemuan kedua belah pihak di aula Polsek setempat.
Dalam mediasi itu terungkap bahwa usai tertutup bangunan milik Sukendro, 4 rumah warga Desa Widodaren, Petarukan, yakni Suharto, Kismanto dan Agus ternyata tidak terisolasi.
Kapolsek Petarukan AKP Heru Irawan mengatakan masih terdapat jalan alternatif lain selebar 1 meter yang berada tepat di sebelah rumah Suharto.
“Bahkan jalur alternatif tersebut langsung menghubungkan tiga rumah warga dengan jalan pantura, jaraknya kurang lebih 50 meter,” kata Kapolsek, Sabtu (13/3/2021).
Meski demikian, kata dia, Polsek Petarukan bersama Forkopimca selalu berperan aktif dalam membantu pemerintah desa Widodaren untuk menjaga kerukunan warganya.
“Diduga terdapat kesalahpahaman, sehingga kami melakukan mediasi agar kedua belah pihak dapat kembali hidup rukun dan harmonis,” katanya.
Usai mediasi, Budi yang mewakili keluarga Suharto menyampaikan permohonan maaf pada keluarga Sukendro. “Kami ingin menyampaikan, tidak ada niatan dari keluarga kami untuk memviralkan permasalahan ini di media sosial dan lainnya,” kata Budi.
“Kami mohon maaf bila sebelumnya ada kesalahan, kami mengharapkan ada hubungan silaturahmi yang baik antara kami dengan keluarga bapak Sukendro,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Sukendro mengatakan bahwa pembangunan rumah tersebut tidak disebabkan oleh permasalahan terkait pilkades dan lainnya seperti yang selama ini sempat viral.
“Sebenarnya anak saya tiga pak. Kebetulan saya berniat untuk membangunkan rumah untuk anak ketiga di lokasi yang biasa menjadi akses jalan keluarga bapak Suharto,” ujar Sukendro. “Saya menerima permintaan maaf keluarga bapak Suharto, permasalahannya kita salah paham saja pak,” ujarnya
Menurut dia, rumah yang dibangun untuk anaknya tersebut dibangun di atas tanah miliknya. “Namun, kami bersedia untuk membicarakan secara kekeluargaan dengan keluarga bapak Suharto agar bisa tercapai kesepakatan terkait penjualan tanah untuk akses jalan,” katanya.
Editor: Ahmad Antoni