PPKM Darurat, Begini Suasana Penyembelihan Hewan Kurban di Kota Semarang

SEMARANG, iNews.id  – Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di sejumlah kampung di Kota Semarang berlangsung dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Apalagi berlangsung di masa penerapan PPKM Darurat.

Saat berkeliling di kampung-kampung, Gubernur Jateng  Ganjar Pranowo beberapa kali berhenti di lokasi penyembelihan hewan kurban. Dia selalu mengingatkan panitia dan warga agar taat protokol kesehatan.

Baca Juga

PPKM Darurat, Warga Kabupaten Semarang Bagikan Daging Kurban dari Pintu ke Pintu

Lokasi pertama yang dikunjunginya yakni kampung sekitar Puri Gedeh. Dia melihat penyembelihan kurban sudah tertib. Panitia dan warga terlihat mengenakan masker dan menjaga jarak. 

Kunjungan berlanjut ke kampung sekitar Jalan MT Haryono. Di sana Ganjar mulai mendapati tempat penyembelihan hewan kurban yang ramai oleh warga. Ganjar langsung berhenti untuk mengingatkan warga dan panitia.

Baca Juga

Warga Kuningan Semarang Gelar Sholat Idul Adha dengan Prokes Ketat

Lokasi berikutnya yakni di depan Masjid Darussalam, Pancakarya, Semarang. Terlihat sebagian warga tanpa masker dan berdiri dengan jarak yang berdekatan.

Baca Juga

Kota Semarang Dapat Bantuan Laboratorium Bergerak dan Pasokan Vaksin dari BIN

"Ayo yang di sana itu, mas maskernya dipakai. Pak tolong diingatkan warganya agar tetap pakai masker ya. Pokoknya yang masuk area ini suruh pakai masker. Jangan sampai ada klaster kurban," kata Ganjar kepada panitia kurban. 

Situasi yang hampir sama terlihat di daerah Sawah Besar dan Muktiharjo Kidul. Ganjar selalu menemukan warga atau panitia kurban yang tidak benar dalam mengenakan masker bahkan ada yang tidak pakai masker.

Baca Juga

Cegah Klaster Covid, Wali Kota Semarang Minta Pembagian Daging Kurban Door to Door

"Mas maskermu mana. Ayo dipakai. Jangan sampai panjenengan (anda) semua sakit atau terpapar corona. Kalau sakit cari rumah sakit sekarang sudah, cari oksigen juga susah. Jadi minta perhatiannya ya. Tolong panitia juga selalu mengingatkan," ujarnya.

Editor: Ahmad Antoni