Profil Gus Mus, Tokoh Agama yang Dikunjungi Ganjar Pranowo dan Sejumlah Tokoh Politik

REMBANG, iNews.id - KH Ahmad Mustofa Bisri atau lebih dikenal sebagai Gus Mus kini menjadi sorotan setelah menerima kunjungan dari sejumlah tokoh politik, termasuk Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo melaksanakan kunjungan ke kediaman Gus Mus di Kelurahan Leteh, Rembang, Jawa Tengah pada Selasa (13/11/2023).
Pertemuan yang berlangsung tertutup tersebut membahas kondisi bangsa, dengan Ganjar mengungkapkan cerita-cerita ringan dan kekinian yang dibagikan oleh Gus Mus.
"Ceritanya kalau sama Abah itu cerita yang lucu-lucu, cerita yang menceritakan situasi-situasi yang kekinian, enteng-enteng saja," ungkap Ganjar usai pertemuan.
Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa keinginan untuk bersilaturahmi dengan Gus Mus sudah ada sejak lama, dan baru dapat terlaksana akhir-akhir ini karena kesibukan keduanya.
Dalam pertemuan tersebut, Ganjar juga mendapatkan informasi terkait pertemuan Gus Mus dengan sejumlah tokoh nasional, membahas kegelisahan kaum intelektual dan agamawan terkait kondisi demokrasi di Indonesia.
Sebelumnya, Gus Mus juga menerima kunjungan dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin dan pengamat anti-korupsi Erry Riyana di Rembang, Jawa Tengah, pada Minggu (12/11/2023) siang.
Profil Gus Mus, Sosok Budayawan dan Cendekiawan
Gus Mus, atau Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri, adalah seorang tokoh agama, budayawan, dan cendekiawan. Lahir di Rembang, Jawa Tengah, pada 10 Agustus 1944, dari pasangan Nyai Marafah Cholil dan K.H. Bisri Mustofa, Gus Mus berasal dari keluarga yang taat beragama dan memiliki kedekatan dengan budaya.
Pendidikan agama Islam pertamanya diperoleh di pesantren Roudhlatuth Tholibin, yang didirikan oleh ayahnya pada tahun 1955.
Gus Mus memulai perjalanan pendidikannya di Sekolah Dasar (SD) di Rembang, Jawa Tengah, yang pada saat itu masih dikenal sebagai Sekolah Rakyat (SR), dan ia menempuhnya selama enam tahun, yakni dari tahun 1950 hingga 1956.
Setelah sukses menyelesaikan pendidikan dasarnya, Gus Mus kemudian melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, yang dipimpin oleh KH. Marzuqi Dahlan dan KH. Mahrus Aly, dalam kurun waktu dua tahun, yaitu dari 1956 hingga 1958.
Tertarik mengumpulkan ilmu tanpa henti, Gus Mus memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya dalam mengejar ilmu di Pesantren Al Munawwar, Krapyak, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Pada periode tersebut, pesantren tersebut diasuh oleh KH. Ali Ma'sum dan KH. Abdul Qodir, dan Gus Mus mengabdikan dirinya selama empat tahun, dari 1958 hingga 1962.
Usai mendalaminya di Krapyak, Gus Mus melanjutkan pendidikan non formalnya di pesantren yang dimiliki oleh ayahnya sendiri selama dua tahun, yakni dari 1962 hingga 1964.
Tak berhenti di situ, perjalanan keilmuannya terus berkembang ketika Gus Mus memutuskan untuk mengejar pendidikan tinggi secara akademis di Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Proses ini memakan waktu enam tahun, dari tahun 1964 hingga 1970.
Setelah kembali ke Indonesia, Gus Mus aktif di berbagai kegiatan organisasi Islam dan pernah menjadi Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Dalam dunia politik, Gus Mus pernah menjabat sebagai anggota DPRD Jawa Tengah periode 1982-1992 dan menjadi anggota MPR RI periode 1992-1997.
Beliau juga memiliki keterkaitan erat dengan Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau yang dikenal dengan nama Gus Dur.
Sebagai seorang ulama, mantan pejabat pemerintahan, dan budayawan, Gus Mus menjadi panutan bagi pemuka agama dan pejabat negara, dianggap sebagai sosok suri teladan bahkan bagi sosok Ganjar Pranowo.
Editor: Ahmad Antoni