Profil Kota Salatiga, Daerah Cekungan di Kaki Merbabu hingga Pusat Militer Belanda di Jawa
SALATIGA, iNews.id - Kota Salatiga adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki hawa sejuk dan dingin. Hal ini karena kota di jalur lintas Semarang-Solo tersebut berada di daerah cekungan di kaki Gunung Merbabu.
Selain itu, Salatiga dilingkupi beberapa gunung kecil seperti Gunung Telomoyo, Gunung Gajah Mungkur, Gunung Payung, serta Gunung Rong.
Dengan kondisi geografis seperti itu, Salatiga dianugerahi alam yang indah. Bahkan sejak zaman kolonial Belanda, Salatiga telah dijadikan kota peristirahatan oleh bangsa Eropa. Permukiman dibangun untuk mereka tinggali sambil mengurusi perkebunan yang terbentang di sekitar wilayah Salatiga.
Selain dijuluki De Schoonste Stad van Midderi-Java yang berarti Kota Terindah di Jawa Tengah, Salatiga rupanya juga menjadi kota garnisun atau pusat militer Belanda di Jawa.
Sejumlah bangunan peninggalan zaman penjajahan Belanda masih bisa ditemukan di kota ini, di antaranya adalah rumah dinas asisten residen Salatiga yang kini menjadi rumah dinas wali kota serta asrama tahanan militer Belanda yang saat ini difungsikan sebagai Satlantas Salatiga.
Berdasarkan sejarahnya, asal-usul Salatiga bermula dari sebuah wilayah bernama Hampra. Hal itu tertera dalam Prasasti Plumpungan tertanggal 24 Juli 750 Masehi, yang menyebutkan bahwa Desa Hampra terletak di wilayah Trigram Yama (Salatiga) sebagai daerah bebas pajak atau perdikan. Status ini menjadikan Salatiga kala itu wilayah yang istimewa lantaran tidak semua daerah dapat dijadikan daerah perdikan.
Atas dasar catatan prasasti, Pemda Salatiga melalui Perda No. 15 tahun 1995 menetapkan hari jadi Kota Salatiga jatuh pada 24 Juli 750. Dengan demikian, kota yang kini berusia 1.273 tahun ini merupakan kota tertua kedua di Indonesia setelah Kota Palembang yang berdiri pada tahun 682.
Mengutip “Kota Salatiga Dalam Angka 2023” yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Kota Salatiga, Salatiga terbagi dalam empat kecamatan, yaitu Sidorejo, Sidomukti, Tingkir, dan Argomulyo. Kota seluas 54,98 kilometer persegi ini berbatasan dengan beberapa desa yang merupakan bagian dari Kabupaten Semarang.
Bagian utara Salatiga dibatasi Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Tuntang. Di sebelah timur, berbatasan dengan Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Tengaran. Kecamatan Getasan dan Kecamatan Tengaran merupakan batas di bagian selatan. Sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Getasan.
Penduduk kota ini mencapai 195.065 jiwa, dengan kepadatan 3.548 orang/kilometer persegi pada 2022. Dari empat kecamatan yang ada, Sidorejo merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya, yaitu sebesar 52.536 jiwa atau 26,93 persen dari total populasi.
Editor: Ahmad Antoni