get app
inews
Aa Text
Read Next : Sarwo Edhie Wibowo Jadi Pahlawan Nasional, AHY: Terima Kasih Presiden Prabowo

Profil Sarwo Edhie Wibowo, Kakek AHY yang Ditetapkan Pahlawan Nasional

Senin, 10 November 2025 - 19:14:00 WIB
Profil Sarwo Edhie Wibowo, Kakek AHY yang Ditetapkan Pahlawan Nasional
Komandan RPKAD Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo. (Foto: Ist).

JAKARTA, iNews.id - Profil Sarwo Edhie Wibowo, jenderal TNI penumpas Gerakan 30 September PKI yang dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo Subianto menaik diulas.

Penganugerahan gelar tersebut diterima Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (10/11/2025).

“Kami tentunya bersyukur sekali dan bangga di hari yang bersejarah ini, 10 November 2025 di hari Pahlawan. Kakek kami tercinta Almarhum Jendral TNI Sarwo Edhie Wibowo mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional,” ujar AHY usai penganugerahan.

Menurut AHY, penghargaan ini merupakan kehormatan besar bagi keluarga dan menjadi pengingat akan jasa Sarwo Edhie bagi bangsa. Apalagi, Sarwo Edhie menjadi salah satu pembentuk Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

AHY pun mengucapkan terima kasih kepada Prabowo dan pemerintah atas gelar tersebut.

“Untuk kami, keluarga besar Sarwo Edhie Wibowo mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto dan pemerintah yang telah menganugerahkan anugerah pahlawan nasional ini,” kata AHY.

Profil Sarwo Edhie Wibowo

Dilansir dari buku Kebenaran di Atas Jalan Tuhan, Sarwo Edhie Wibowo lahir pada tanggal 25 Juli 1927 di Desa Pangen Juru Tengah, Purworejo, Jawa Tengah. Dia merupakan pasangan Raden Kartowilogo dan Raden Ayu Sutini. Anak itu kemudian diberi nama Edhie.

Namun, sayang bayi yang kehadirannya sangat diharapkan itu selalu sakit-sakitan. Sesuai dengan adat Jawa, nama Edhie pun ditambah dengan Sarwo.  Akhirnya namanya menjadi Sarwo Edhie. Bahkan setelah menikah namanya menjadi Sarwo Edhie Wibowo sesuai dengan pesan ayahnya, dengan harapan agar kelak ia memiliki kewibawaan. Pada saat itu Raden Kartowilogo tidak menduga anaknya akan menjadi orang besar dan berjasa bagi negeri ini.

Meski berdarah bangsawan, Edhie tak segan-segan mengikuti permainan anak-anak desa. Orangtuanya tak pernah mengajarkan perbedaan kedudukan dengan orang lain. Bersama teman-temannya Edhie selalu berbahagia. Itulah kehidupan Edhie kecil, perjalanan kehidupannya dilaluinya dengan penuh kebahagiaan. Edhie kecil tumbuh menjadi sosok pemuda yang gagah berani.

Sarwo Edhie Wibowo merupakan ayah dari Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono, istri dari Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dikutip dari Buku "Ani Yudhoyono, Kepak Sayap Putri Prajurit" yang ditulis Alberthiene Endah, Ani Yudhoyono menceritakan bagaimana keberanian sang ayah di medan tempur. Setelah lulus sekolah MULO, Sarwo Edhie bertekad menjadi tentara.

Sepak Terjang Sarwo Edhie

Jenderal Kopassus ini merintis karir militer di kesatuan Infanteri TNI Angkatan Darat (AD). Kariernya mengkilap dan moncer hingga akhirnya menjabat komandan Korps Baret Merah (Danjen Kopassus) periode 1964-1967.

Dia merupakan salah satu saksi kunci dalam pemberantasan G30S PKI. Selain itu, ia pernah menjabat juga sebagai Ketua BP-7 Pusat, Duta besar Indonesia untuk Korea Selatan serta menjadi Gubernur Akabri (sekarang Akmil).

Mengutip sebuah buku berjudul “Sarwo Edhie dan Misteri 1965”, setelah berhasil menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI) pasca G30S dan berperan aktif dalam mengakhiri riwayat orde lama zaman Soekarno, Jenderal Sarwo pun terlempar dari orbit elite Jakarta ke Medan guna menempati posisi Panglima Kodam II Bukit Barisan.

Dalam perjalananya menjadi Panglima Kodam II Bukit Barisan, Jenderal Sarwo tidak ragu menumpas hal yang bertentangan dengan ideologi dirinya. Salah satunya adalah membekukan aktivitas PNI Medan yang memiliki paham marhaenisme dengan ketuanya Syamsul Hilal yang dicap sebagai “anak Soekarno”.

Namun, atas kejadian tersebut tidak membuat Syamsul Hilal dendam. Syamsul menilai Jenderal Sarwo adalah figur yang garang namun bersih. Menurut anaknya, Ani Yudhoyono yang dikutip dalam buku Sarwo Edhie dan Misteri 1965, mengungkapkan bahwa ayahnya Jenderal Sarwo Edhie Wibowo benar-benar manusia idealis. Semua hal yang menurutnya bertentangan dengan pemikiran Jenderal Sarwo maka hal tersebut akan dikesampingkan.

Berkat sifatnya yang bersih, Panglima satu koper itu berhasil menjalankan tugasnya di Kodam II Bukit Barisan. Berjalannya waktu, penyelundupan di Pelabuhan Belawan berkurang, dan kondisi di wilayah Kodam Bukit Barisan semakin baik semenjak kedatangan Jenderal Sarwo Edhie.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut