Puluhan Umat Buddha Hadiri Tradisi Pindapata di Balai Kota Solo
SOLO, iNews.id - Puluhan umat Buddha dari berbagai daerah menghadiri tradisi Pindapata di Pendapi Gede Balai Kota Solo, Sabtu (10/6/2023). Kehadiran mereka disambut para tokoh dari lima agama.
Tradisi Pindapata atau berdana makanan, minuman dan obat-obatan, dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Ditandai dengan pelepasan burung bersama lima perwakilan umat beragama, yakni Islam, Kristen, Katolik, Konghucu dan Hindu.
Total ada 53 Banthe yang terdiri atas 12 Bhikkhu, 16 Samanera, 19 Athasilani dan 6 Sumaneri. Mereka memulai tradisi Pindapata dengan berjalan kaki dari Pendapi Balai Kota Solo menuju Jalan Jenderal Sudirman, mengitari Gladag dan kembali lagi ke Pendapi Balai Kota Solo.
Mereka kemudian menerima dana berupa makanan minuman dan obat-obatan dari umat Buddha dan berbagai lapisan masyarakat umum.
Ketua Panitia Waisak 2023, Sutrisno menyebut tradisi Pindapata baru pertama kali digelar di Kota Solo.
“Tahun ini memang baru pertama kali merayakan Hari Suci Waisak yang paling meriah. Kami mengenalkan tradisi Buddhis Pindapata sebagai suatu hal yang baik,” kata Sutrisno.
Dijelaskannya, kegiatan pindapata memberikan kesempatan kepada umat beragama untuk bisa melakukan kebaikan dengan cara berdana atau memberikan makanan minuman obat-obatan dengan cara yang sederhana.
“Secara khusus kami melibatkan semua wilayah. Kami undang dari Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Jakarta,” katanya.
Salah satu umat Buddha dari Temanggung, Yamyani mengaku senang dengan adanya tradisi Pindapata yang pertama kali digelar di Kota Solo.
“Kami sangat senang sekali karena seumur hidup baru Pindapat di Solo, dan event difasilitasi mas Gibran (Wali Kota Solo), juga jadi luar biasa bagi kami,” ujarnya.
Bagi Yamyani ,makna Pindapata sangat dalam. Tradisi ini merupakan kesempatan umat Buddha untuk menanam kebajikan.
“Ini sangat bermanfaat dan membawa manfaat bagi umat Saka dan itu melatih moral umat untuk praktek melepas ikhlas. Menanam kebajikan jadi kita tidak melulu melekat dengan apa yang kita miliki,” katanya.
Yamyani menilai, toleransi di Kota Solo sangat baik. Ia pun berharap tradisi Pindapata maupun kegiatan umat Buddha semacam ini dapat terus digelar.
“Saya sangat senang tidak bisa diungkapkan karena ini momen baru pertama kali semoga selanjutnya ada. Harapannya ke depan terus berlanjut seperti ini, jadi kebhinekaan kita itu semakin melekat raket sehingga Indonesia semakin maju rukun,” ucapnya.
Editor: Ary Wahyu Wibowo