Ratusan Penghayat Sapta Darma dan Warga Rayakan Suronan di Sanggar Candi Busana Blater

SEMARANG, iNews.id – Warga penghayat kepercayaan Sapta Darma di Kabupaten Semarang merayakan tahun baru 1957 Saka Jawa. Perayaan digelar di Sanggar Candi Busana Blater, Dusun Blater Lor, RT2/RW6, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Selasa (25/7) malam hingga Rabu (26/7) dini hari.

Ratusan warga Sapta Darma setempat bersama warga sekitar lokasi berbaur di sana menghadiri acara, termasuk dari aparatur pemerintahan hingga kejaksaan dan kepolisian.

Baca Juga

Terungkap, Ini Motif Pembunuh Sopir Taksi Online di Semarang

“Suronan (perayaan tahun baru Jawa), itu sebenarnya hari raya bagi kami (penganut penghayat kepercayaan),” kata Ketua Persatuan Warga Sapta Darma Kabupaten Semarang Kundono.

Perayaan berlangsung sangat meriah, baik saat persiapan maupun puncak digelarnya perayaan. Warga baik penghayat maupun warga setempat pemeluk kepercayaan atau agama lainnya berbaur, memasak, memasang tratak hingga pengeras suara, membuat dekorasi hingga hiasan dari janur. Acara itu bertajuk Dengan Wewarah Tujuh Menuju Budi Pekerti yang Luhur” ini sesuai dengan ajaran Sapta Darma.

Baca Juga

Pengakuan Pembunuh Sopir Taksi Online di Semarang: Saya Menutup Mata saat Menusuk

Di lokasi juga tampak anak-anak penghayat kepercayaan Sapta Darma. Pada kegiatan yang dimulai pukul 20.30 WIB itu, mereka menari Jawa di depan ratusan orang yang datang.

Para perempuan penganut kepercayaan, yang juga tergabung dalam organisasi Puan Hayati juga hadir di sana. Di Jateng, Puan Hayati diketuai Dwi Setyani Utami yang juga warga Blater Lor.

Baca Juga

Polisi Tangkap Pembunuh Sopir Taksi Online di Semarang, Ini Tampangnya

Setelah dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan teks Pancasila, dilanjutkan pembacaan 7 Sesanti alias Wewarah Pitu, yang berisi kewajiban Warga Sapta Darma. Ajaran yang diturunkan dari leluhur mereka. 

Baca Juga

Terpeleset, Warga Semarang Tewas Tenggelam saat Mancing di Sungai Banjir Kanal Barat

“Ratusan orang warga Sapta Darma di sini, walaupun belum semuanya, sudah mencantumkan penghayat pada kolom agama di KTP,” ujar Kundono.

Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Semarang Sugiyarta mengatakan ke depan akan dibentuk Paguyuban Kerukunan Umat Beragama tingkat kecamatan, legal formalnya yakni dengan Peraturan Bupati masih proses. 

“Jika di lingkup yang kecil-kecil kerukunan terjaga, maka negara akan kuat. Paguyuban Sapta Darma di sini jadi salah satu pemicu suasana kerukunan di lingkungan dan meluas,” katanya.

Wakil Bupati Semarang M. Basari menyebut Dusun Blater Lor ini sebagai lokasi istimewa. “Semuanya komplit ada di sini, ada Wabup, ada jaksa, agama ada pemeulk kepercayaan, wisata. Kalau dicari di Kabupaten Semarang yang seperti Blater ini tidak ada, dengan beragam kebudayaan dan kepercayaan bisa tercipta kondisi damai dan tenteram,” ujarnya.

Ketua Persatuan Warga Sapta Darma Pusat, Naen Soeryono, yang datang di sana malam itu bercerita jika masuk perayaan Suronan, jadwalnya akan padat berkeliling ke tempat-tempat penganut Sapta Darma di daerah-daerah.

“Di Jawa Timur sudah, mulai Jember, Probolinggo, Pasuruan, besok saya ke Jakarta, Lampung juga mengundang. Hari besarnya Sapta Darma ya Suro. Hakikatnya wujudnya persatuan dan kesatuan, harus menjadi evaluasi diri untuk mencapai kesempurnaan. Mawas diri dalam ajaran Sapta Darma adalah cara untuk mencapai kesempurnaan,” ujarnya.

Editor: Ahmad Antoni