get app
inews
Aa Text
Read Next : Pengungsi Banjir Bandang di Desa Genteng Pidie Jaya Krisis Air Bersih dan Tenda

Ratusan Pengungsi Banjir Pekalongan Berjubel, Ganjar: Bahaya Ini, Tolong Disekat

Rabu, 17 Februari 2021 - 16:48:00 WIB
Ratusan Pengungsi Banjir Pekalongan Berjubel, Ganjar: Bahaya Ini, Tolong Disekat
Gubernur Ganjar Pranowo saat mengunjungi pengungsi di Aula Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Rabu (17/2). (Istimewa)

PEKALONGAN, iNews.id  - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi ratusan pengungsi di Aula Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Rabu (17/2/2021). Ratusan warga terdampak banjir itu telah 14 hari berada di posko pengungsian.

Lokasi gedung yang cukup sempit membuat para pengungsi berjubel. Tidak ada batas-batas penyekat antara satu pengungsi dengan lainnya. Padahal, di lokasi itu tak hanya orang dewasa, namun ada juga balita, lansia dan ibu hamil.

Menurut Kasi Kesiapsiagaan dan Kebencanaan BPBD Pekalongan, Dimas Arga, total pengungsi di Kota Pekalongan ada 1.700 san dan tersebar di 19 lokasi. Sementara yang menempati gedung aula kecamatan Pekalongan Barat itu ada sekitar 230-an pengungsi.

Melihat kondisi itu, Ganjar langsung memanggil Wakil Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid dan Kepala BPBD Pekalongan. Kepada keduanya, Ganjar meminta agar pengungsian disekat-sekat untuk menghindari penularan Covid-19.

"Kalau seperti ini bahaya pak. Tolong disekat, contohnya seperti pengungsian di Merapi itu, itu bagus disekat-sekat perkeluarga, sehingga potensi penularan Covid-19 bisa ditekan," kata Ganjar.

Selain itu, ia juga meminta pengungsi disebar ke sejumlah titik, mengingat di tempat itu terlalu sesak jumlahnya. Pihaknya meminta Pemda Pekalongan memanfaatkan gedung-gedung sekolah yang ada untuk pengungsian.

"Tadi sudah sepakat dengan pak Wakil Wali Kota, mudah-mudahan mulai besok sudah disekat-sekat agar para pengungsi ini harapannya punya satu ruang perkeluarga. Kalau kurang, bisa mencari tempat lain yang terdekat, bisa gedung SD dan lainnya," katanya.

Dengan penyekatan dan penyebaran pengungsi itu, maka masyarakat lanjut Ganjar akan lebih nyaman, termasuk pemenuhan kebutuhan lain seperti selimut, alas tidur bisa dipenuhi. Selain nyaman, hal itu bisa mengurangi potensi penyebaran kasus Covid-19.

"Apalagi cuaca masih seperti ini, maka kita harus menyiapkan dalam waktu yang lebih. BMKG sudah mengingatkan, puncak musim hujan sampai akhir Februari, meskipun pada Maret sampai April masih terjadi curah hujan. Jadi inilah yang mesti kita respon dengan cepat," ujarnya.

Ganjar juga meminta Dinas Kesehatan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk pemeriksaan Covid-19. Ia berharap, jika alat pendeteksi Covid-19 dari UGM, GeNose sudah dikirim ke Jateng, maka alat itu bisa dikirim ke tempat-tempat pengungsian seperti ini.

"Mudah-mudahan minggu ini atau minggu depan sudah datang, nanti saya kirim ke sini untuk pengetesan. Begitu semuanya negatif, maka lokasi ini harus dikunci dan semua pendatang dibatasi serta dipastikan sehat," katanya.

Disinggung terkait penanganan banjir di Pekalongan, Ganjar mengatakan bahwa semua sedang berjalan secara bertahap. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dari hulu sampai hilir untuk mempercepat persoalan ini.

"Kami bagi tugas. Khusus Kota Pekalongan ini, kita sudah buat designnya, semua harus konsentrasi bareng-bareng. Pak Wali menata saluran air di kotanya, saya menata sungai dan tanggul laut saya sudah bicara dengan Kementerian PUPR itu terus berjalan. Beberapa kontrak pekerjaan fisik juga masih terus dilakukan, akan saya pantau dan kawal terus agar progresnya bisa cepat," ujarnya.

Sementara itu, salah satu pengungsi, Anik (26) sepakat dengan usulan Ganjar agar lokasi pengungsian disekat-sekat. Sebab kondisi saat ini memang mengkhawatirkan.

"Ya takut tertular Covid kalau seperti ini, apalagi saya bawa anak kecil. Tapi mau gimana lagi, cuma disini tempatnya," katanya.

Anik berharap tempat pengungsian itu disekat-sekat dan dibatasi jumlahnya. Hal itu agar para pengungsi lebih aman dan nyaman. Ia juga berharap para pengungsi diperiksa rapid antigen atau swab. Sebab selama mengungsi 14 hari, belum ada pemeriksaan itu.

 "Hanya diperiksa kesehatannya saja, tidak ada pemeriksaan khusus Covid. Ya harapannya diperiksa, jadi semuanya bisa aman," ujarnya.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut