Sejarah Lawang Sewu, Gedung Peninggalan Belanda jadi Markas Militer Jepang: Konon Banyak Arwah
JAKARTA, iNews.id- Sejarah Lawang Sewu menarik untuk dibahas. Lawang Sewu adalah sebuah bangunan bersejarah yang terletak di Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.
Dilansir dari laman KAI Heritage, bangunan ini awalnya dibangun pada tahun 1904 sebagai kantor pusat perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) di Jawa Tengah.
Lawang Sewu memiliki sejarah yang cukup panjang dan menarik. Awalnya, bangunan ini didesain oleh arsitek Belanda, Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag, arsitek dari Amsterdam.
Bangunan ini awalnya digunakan sebagai kantor pusat NIS, yang merupakan perusahaan kereta api milik pemerintah Belanda di Indonesia.
Gedung Lawang Sewu memiliki sejumlah bangunan dan ruangan yang terhubung dengan jembatan-jembatan di lantai dua. Di antara bangunan-bangunan itu, terdapat satu bangunan utama yang memiliki pintu besar dan jendela-jendela yang besar.
Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia pada Perang Dunia II, Lawang Sewu digunakan sebagai markas militer Jepang. Setelah Indonesia merdeka, bangunan ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan digunakan sebagai kantor pusat Departemen Perhubungan sampai tahun 2004.
Namun, selain memiliki sejarah sebagai kantor pusat perusahaan kereta api dan Departemen Perhubungan, Lawang Sewu juga dikenal karena mitos-mitos yang terkait dengan bangunan ini.
Konon, Lawang Sewu dihuni oleh arwah-arwah penjajah Belanda dan tentara Jepang yang pernah menduduki bangunan ini. Mitos tersebut menambah daya tarik Lawang Sewu sebagai tempat wisata sejarah yang populer di Indonesia.
Lawang Sewu memiliki banyak daya tarik sebagai tempat wisata sejarah yang populer di Indonesia. Berikut ini beberapa daya tarik utama dari Lawang Sewu:
Lawang Sewu adalah contoh arsitektur Belanda yang indah dengan sentuhan gaya Art Nouveau. Bangunan ini memiliki banyak kubah, balai, dan jendela kaca yang besar yang menambah keindahan bangunan.
Lawang Sewu adalah bangunan bersejarah yang memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Bangunan ini memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia sebagai kantor pusat perusahaan kereta api milik Belanda dan menjadi markas militer Jepang pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Lawang Sewu juga memiliki mitos-mitos mistis yang menambah daya tariknya sebagai tempat wisata. Konon, bangunan ini dihuni oleh arwah-arwah penjajah Belanda dan tentara Jepang yang pernah menduduki bangunan ini.
Lawang Sewu juga menawarkan pengalaman yang berbeda untuk pengunjungnya. Selain sebagai tempat wisata sejarah, Lawang Sewu juga sering digunakan sebagai lokasi syuting film, acara televisi, dan acara budaya.
Lawang Sewu terletak di pusat Kota Semarang dan mudah diakses oleh kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Selain itu, ada banyak penginapan dan restoran di sekitar Lawang Sewu yang memudahkan pengunjung untuk menikmati wisata kuliner dan akomodasi yang nyaman.
Selama Perang Dunia II, Lawang Sewu dijadikan sebagai markas militer Jepang dan menjadi saksi bisu dari tindakan kejam tentara Jepang di Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, bangunan ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan digunakan sebagai kantor pusat Departemen Perhubungan sampai tahun 2004.
Selama periode ini, bangunan ini mengalami beberapa kali renovasi untuk memperbaiki kerusakan dan menjaga keaslian arsitektur aslinya. Pada tahun 2007, pemerintah kota Semarang dan pemerintah provinsi Jawa Tengah melakukan renovasi besar-besaran pada gedung Lawang Sewu, termasuk pemugaran, penggantian kaca, dan penataan taman di sekitar gedung.
Sejak saat itu, gedung Lawang Sewu menjadi salah satu tempat wisata populer di Indonesia.
Editor: Komaruddin Bagja