get app
inews
Aa Text
Read Next : Melihat Lebih Dekat Kemegahan Masjid Salman Al Farisi di Malang, Berdesain Mirip Taj Mahal

Kisah Sunan Kalijaga, Berdakwah dengan Metode Wayang

Selasa, 28 April 2020 - 03:14:00 WIB
Kisah Sunan Kalijaga, Berdakwah dengan Metode Wayang
Masjid Agung Demak merupakan salah satu bukti peninggalan atau jejak syiar Islam Sunan Kalijaga di Kabupaten Demak. (Foto: Dok.iNews.id)

JAKARTA, iNews.idKisah Sunan Kalijaga, Perkembangan Islam di Indonesia khususnya di Tanah Jawa tidak bisa lepas dari peranan Walisongo. Mereka dengan gigih menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat dengan santun melalui pendekatan budaya dan adat istiadat.

Salah satu walisongo yang memiliki peranan penting dalam penyebaran Islam yakni Sunan Kalijaga. Dikutip dari @cintaulamaku, Sunan Kalijaga memiliki nama kecil Raden Said. Dia merupakan salah satu Walisongo yang terkenal dan dilahirkan tahun 1455 Masehi.

Sunan Kalijaga memiliki darah keturunan ningrat mengingat ayahnya Arya Wilatika adalah Adipati Tuban keturunan dari Ranggalawe. Ada beragam versi mengenai nama Sunan Kalijaga, dimana masyarakat Cirebon berpendapat nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon mengingat dirinya pernah bertempat tinggal di Cirebon.

Sebagian kalangan mengaitkan dengan tugas menjaga Kali yang diberikan gurunya (Sunan Bonang) sebagai ujian kesetiaan dan keseriusannya dalam belajar agama Islam.

Versi lain menyebutkan, sebutan Kalijaga yang mengirinya dinisbatkan pada laku khalwat sang sunan ditepi sebuah sungai di daerah Cirebon.

Masa mudanya Raden Sa’id dikisahkan pernah menjadi brandal dengan gelar Lokajaya. Sasarannya adalah para pejabat dan yang orang kaya yang suka foya-foya, dengan tujuan membagikan hasilnya kepada rakyat yang miskin.

Setelah melalui proses panjang berguru dan nyantri kepada para ulama sebelumnya seperti pada Sunan Bonang, Raden Sa’id kemudian menjadi juru dakwah.

Cara dakwah Sunan Kalijaga sangat unik, wayang dan gamelan menjadi sarana untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat.

Melalui si’ir atau kidung berbahasa Jawa, Sunan Kalijaga mengajak masyarakat lebih mendalami agama Islam, lebih mendekat kepada Allah misalnya, tembang ilir-ilir, kidung rumekso ing nguni, begitu populer di masyarakat hingga saat ini.

Sunan Kalijaga dikenal tidak hanya dekat dengan pejabat keraton, tetapi juga dekat dengan masyarakat umum. Para pangeran dan raja dari Demak, Jipang, Pajang dan Mataram Islam, Sunan Kalijaga dikenal dengan baik. Namun aktivitas ini tidak mengurangi kepedulian terhadap masyarakat kecil.

Sunan Kalijaga masih kerap membantu rakyat; memberi solusi atas berbagai persoalan, mengajar di berbagai daerah. Maka kemudian Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai gurunya orang Jawa.

Sunan Kalijaga sangat peduli dengan tradisi. Berbagai tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, kemudian diberi unsur dan nilai-nilai Islami. Misalnya, media wayang, yang semula menampilkan gambar utuh manusia, diubah menjadi sekadar gambar mati atau dari samping.

Melalui wayang inilah, Sunan Kalijaga menanamkan nilai ketauhidan, ajaran syari’at, serta nilai akhlak, berlandaskan ajaran Islam. Dari ajaran Sunan Kalijaga ini, Islam Nusantara dan moderat tumbuh di Jawa.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut