Tari Bedhaya Ketawang Jadi Perhatian saat Tingalan Jumenengan PB XIII, Begini Persiapannya
SOLO, iNews.id – Tari Bedhaya Ketawang menjadi salah satu pusat perhatian saat prosesi acara Hajad Dalem Tingalan Jumenengan ke-19 SISKS Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi. Persiapan khusus dilakukan sebelum tarian ditampilkan di Sasana Sewaka Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo).
“Acara utamanya adalah menampilkan tari Bedhaya Ketawang. Kali ini ditampilkan dengan tata cara adat yang sesungguhnya,” kata salah satu keluarga Keraton Solo, GKR Ayu Koes Indriyah yang juga menjabat Ketua DPP Partai Perindo Bidang Kebudayaan, Jumat (17/2/2023).
Intisari dari penyelenggaraan tingalan dalem jumenengan adalah pertunjukan tari Bedhaya Ketawang. Tarian ditampilkan sekitar 1 jam 40 menit.
Tarian sakral itu sendiri dibawakan sembilan penari perempuan yang mengenakan busana pengantin perempuan Jawa, yakni dodot ageng atau biasa disebut basahan.
Riasan penari juga tak bisa sembarangan orang. Dandanan dilakukan oleh satu orang untuk merias penarinya.
Menjelang tingalan jumenengan, latihan Tari Bedhaya Ketawang dilakukan 7 hari berturut-turut.
“Saya berharap tahun-tahun ke depan lebih baik lagi,” ucapnya.
Salah satu penari Bedhaya Ketawang, RR Puspo Winahyu mengaku tidak ada kendala selama Latihan. Dirinya sudah berlatih tari Bedhaya Ketawang sejak tahun 2000 lalu. Baginya, menari Bedhaya Ketawang membutuhkan spriritual dan meditasi.
“Kalau dibilang capek ya capek, tapi hati merasa senang,” ucapnya.
Editor: Ary Wahyu Wibowo