get app
inews
Aa Text
Read Next : 6 Aset Tanah Eks Bos Sritex Senilai Rp20 Miliar di Solo Disita Kejagung

Tim KIPI Solo Pantau Kemungkinan Efek Samping Vaksin Covid-19

Kamis, 14 Januari 2021 - 09:52:00 WIB
Tim KIPI Solo Pantau Kemungkinan Efek Samping Vaksin Covid-19
Ketua Tim KIPI Dinas Kesehatan Kota Solo, Agus Joko Susanto. ANTARA/Aris Wasita

SOLO, iNews.id - Tim kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) Kota Solo menyiapkan antisipasi kemungkinan efek samping vaksin Covid-19. Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kota Solo mulai dilakukan, Kamis (14/1/2021) hari ini. 

"Sebetulnya KIPI umum didapatkan pada semua vaksin. Vaksin apapun bisa menimbulkan efek samping namun mayoritas efek minimal. Ini kan jenis vaksin mati, efek sampingnya tidak seberat vaksin hidup," kata Ketua Tim KIPI Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo, Agus Joko Susanto. 

Dia mengungkapkan, biasanya reaksi yang muncul bersifat lokal, seperti rasa nyeri, kemerahan, dan pegal-pegal. Efek samping bisa hilang dalam kurun waktu 1-2 hari ke depan. Mengenai observasi,  akan dilakukan selama 30 menit usai pemberian vaksin.

Pada proses pemberian vaksin, ada empat meja yang disiapkan. Meja pertama untuk mengetahui apakah orang tersebut masuk pada daftar. Selanjutnya, di meja kedua adalah proses skrining untuk memastikan apakah calon penerima termasuk kontraindikasi atau tidak. 

Pada tahap ini juga untuk memastikan apakah calon penerima pernah terpapar Covid-19 atau belum. "Kalau sudah pernah kena Covid-19 tidak dapat vaksin karena sudah punya antibodi sendiri. Sedangkan di meja tiga divaksin,” jelasnya. 

Kemudian beranjak ke meja empat yaitu pendataan, dan kemudian ke observasi apakah terdapat kejadian ikutan pasca imunisasi. Jika sampai terjadi KIPI ringan, cukup ke faskes terdekat. Sedangkan jika ada reaksi berat langsung ke RSUD dr Moewardi.

Dirinya meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan meskipun telah divaksin. Sebab pemberian vaksin adalah salah satu upaya untuk mengeliminasi agar Covid-19 hilang. "Kalau hanya vaksin nggak bisa, protokol kesehatan tetap harus. Jangan hanya divaksin terus sudah," katanya.

Penerapan protokol kesehatan sampai ada pembuktian dari sisi epidemiologi, terutama dari WHO bahwa Covid-19 sudah tidak mengancam. "Seperti 100 tahun lalu ada flu melanda Eropa, jutaan orang meninggal. Butuh 2-3 tahun baru bisa dieliminasi, perkiraan saya Covid-19 juga 2-3 tahun," ujarnya. 

Editor: Ary Wahyu Wibowo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut