Viral Sopir Truk di Blora Dikeroyok Massa gegara Ugal-ugalan dan Diduga Pelaku Kejahatan

BLORA, iNews.id - Sebuah video pengeroyokan truk berdurasi 19 detik di Blora viral di media sosial. Diduga sopir truk tersebut seorang pelaku kejahatan, lantaran ugal-ugalan di jalan.

Pengeroyokan massa terhadap truk bernomor polisi H 1351 ME dengan empat orang penumpang terjadi di Desa Ngangitan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora.

Baca Juga

Pria Asal Gresik Tipu Warga di Blora dengan Modus Mengaku Wadir Pertamina

Dalam video amatir tampak warga menggunakan batu dan bambu dilemparkan dan dihantamkan ke sebuah truk oleh massa.

Sopir truk diseret dan dihajar massa. Beruntung saat kejadian ada petugas kepolisian di tempat sehinnga sopir truk langsung diamankan. 

Baca Juga

Gantikan AKBP Aan Hardiansyah, AKBP Fahrurozi Resmi Jabat Kapolres Blora 

Kapolsek Tunjungan AKP Soeparlan membenarkan peristiwa pengeroyokan tersebut. “Namun ternyata hanya kesalahpahaman saja,” katanya, Rabu (27/7/2022). 

Dia mengatakan, kejadian itu bermula dua orang perempuan dengan menggunakan kendaraan pribadi habis mengambil uang ratusan juta rupiah.

Baca Juga

Keren, 3 Penyandang Disabilitas di Blora Rintis Jadi Parodi YouTuber

Di tengah perjalanan pulang ketemu dengan truk tersebut. Sopir truk tersebut berjalan ugal-ugalan, tidak mau disalip selalu menghalangi. 

Baca Juga

Bertemu Presiden Ramos Horta, Bupati Blora Akan Ekspor Kerajinan Kayu Jati ke Timor Leste

Dua perempuan itu takut karena mengira sopir truk itu pelaku kejahatan karena tahu habis mengambil uang dari salah satu bank di Blora.

“Kemudian dua perempuan itu meminta bantuan melalui telepon kepada kakaknya. Kemudian kakaknya mengerahkan massa untuk mengejar truk tersebut,” katanya.

Setelah saling kejar pada pukul 11.00 WIB, tepatnya di Desa Nglangitan, truk tersebut berhasil dihentikan dan massa menyerang truk dan menyeret sopirnya.

Saat ini kasus tersebut masih ditangani Polsek Tunjungan. Korban pengeroyokan masih diperiksa di Puskesmas Tunjungan. Sedangkan polisi masih meminta keterangan sejumlah saksi.

Editor: Ahmad Antoni