Warga Rembang Desak Penutupan Jalan Dibuka, Begini Reaksi Kapolres
REMBANG, iNews.id – Sejumlah kalangan mendesak penutupan akses jalan di kawasan dalam Kota Rembang dikaji ulang. Mereka menilai penutupan jalan menyusahkan masyarakat.
Sutejo, seorang pengguna jalan berpendapat penutupan jalan menunjukkan penanganan separuh-separuh. Dampaknya rawan dan menambah kesusahan masyaraka terutama pekerja harian. “Kasihan yang pekerja harian, sehari dapat, sehari pula habis untuk dimakan, “ kata Sutejo, Kamis (15/7/2021).
Dia mengibaratkan cacing ketika diinjak manusia, pasti cacing akan melawan meski perlawanannya tidak berarti. Begitu juga warga yang menghadapi penutupan jalan. Mereka akan mencari cara lain untuk tetap bisa masuk. Misal dengan melawan arus kendaraan atau mencari jalur-jalur kecil. Dia berharap Pemkab Rembang bersama aparat TNI-Polri bisa mencarikan solusi yang lebih baik.
Misalnya mengoptimalkan peran Satgas tingkat desa, dalam pencegahan maupun penanganan Covid-19. “Bukan dengan nutup jalan. Orang harus muter-muter cari jalan lain yang lebih jauh atau lewat galengan (pematang) sawah, “ katanya.
Menurutnya, kebijakan jangan sebatas melaksanakan perintah atasan saja. Tapi perwakilan masyarakat, termasuk yang berbeda pendapat juga diajak musyawarah, sebelum menetapkan keputusan.
Dia juga menyoroti kemungkinan PPKM Darurat diperpanjang lagi. Bahkan muncul wacana sampai 6 minggu ke depan. Menurutnya, banyak warga kalangan menengah ke bawah kian sulit menghadapi kondisi ekonomi keluarga, karena beragam pembatasan. Justru kalau jadi diperpanjang, bisa saja akan membuat rakyat berani melawan karena beratnya desakan ekonomi.
“Coba dipikirkan lagi dampak PPKM Darurat saja seperti ini, kok kabarnya mau diperpanjang sampai 6 Minggu. Bagi yang punya penghasilan tetap ndak masalah. Lhah kalau andalannnya cuma kerja harian, mau makan dari mana,” ujarnya.
Seorang pedagang di jalan Sutomo Rembang, Nining meminta akses jalan dibuka, supaya masih punya peluang mencari nafkah. Semenjak jalan ditutup, dia terpaksa berhenti berjualan. “Pengin cari tempat lain, itu juga nggak mudah mas. Kalau bertahan di tempat lama, sepi sekali, karena jalan ditutup, “ katanya.
Kapolres Rembang, AKBP Kurniawan Tandi Rongre mengatakan, penutupan sejumlah ruas jalan guna mengurangi mobilitas masyarakat, sehingga tidak terjadi kerumunan orang di suatu tempat.
“Yang sebenarnya tidak punya kepentingan banyak di situ. Cuma karena lewat, akhirnya tertarik untuk singgah dan nongkrong. Makanya kita tutup, agar kalau tidak ada kepentingan, masyarakat jangan mobile. Ini sebenarnya pengalihan arus kendaraan, “ kata Kapolres.
Dia mendengar ada pihak yang mengatakan penyekatan tidak berperikemanusiaan. Dia mengatakan bahwa aparat bekerja siang malam, demi menjaga kesehatan masyarakat, sekaligus menjunjung tinggi rasa kemanusiaan. Faktanya, setelah diberlakukan PPKM Darurat, angka positif Covid-19 di Kabupaten Rembang semakin menurun.
“Per 1 Juli 780 kasus, setelah PPKM Darurat berjalan, penyekatan dan pembatasan, menurun jadi 533 kasus. Semua itu berkat peran serta masyarakat mengikuti dan mematuhi aturan. Nggak mungkin lah kita berniat menyusahkan, apalagi menjerumuskan masyarakat mas. Kami berbuat atas dasar keselamatan rakyat, karena itu hukum tertinggi, “ katanya.
Terkait akses jalan yang ditutup akan ditambah atau dikurangi, Kapolres menimpali perlu melihat dinamika di lapangan. Indikatornya banyak, salah satunya tingkat kepatuhan masyarakat meningkat atau tidak. Tapi di beberapa daerah lain, justru saat ini terjadi pengetatan dan perluasan penutupan jalan. “Kalau tetap tidak berubah, malah semakin ramai dan angka positif bertambah, tentu akan kita lakukan upaya lain, “ ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni