Sejumlah warga Papua di Salatiga saat menghadiri deklarasi pernyataan sikap menolak miras. (Foto/Istimewa)

Perwakilan Badan Pengurus Harian, Immanuel Mimin mengatakan bahwa kejadian ini adalah musibah bagi masyarakat Indonesia dan juga sejarah, bahwa kejadian tersebut pertama kali terjadi di Salatiga.

“Kami turut Belasungkawa atas meninggalnya adik adik kami mahasiswa Papua, semoga kejadian ini tidak terulang lagi di Kota Salatiga. Kami juga mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan yang di berikan semua pihak terhadap kelancaran proses pemakaman ketigaa adik kami ini,” katanya.

Sementara itu, tokoh Papua di Salatiga Melkior N. N Sitokdana mengatakan, meminum minuman keras adalah salah satu alat memusnahkan manuasia Papua. Itu fakta yang terjadi saat ini di Papua

“Jadilah agen perubahan untuk tanah Papua, setiap pribadi harus sadar dan berwibawa, intelktuak serta berkarakter, untuk membangun tanah papua. Budaya Papua laki laki harus mewariskan keturunan yang mematikan peradaban papua adalah orang papua sendiri,” ujar Melkior.

Ia mengatakan, minuman keras dari segi kesehatan adalah memutuskan dan merusak syaraf, sehingga orang papua sulit untuk berkembang tentang peradaban Papua. Itu tergantung dari pribadi diri sendiri sebagai orang Papua.

Dia meminta kepada semua saudaranya jangan pernah memutus peradaban Papua. Kualitas anak anak harus lebih dari semua sebagai orang yang terdidik dan berintelek, mari bersama memajukan Papua, jangan sampai orang mabuk identik dengan orang Papua.


Editor : Ahmad Antoni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network