PURWOREJO, iNews.id - Kemunculannya Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah membuat heboh warga. Saat ini sang Raja, Totok Santosa Hadiningrat dan Permaisurinya, Fanni Aminadia ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Jawa Tengah.
Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menyatakan, keduanya dijerat pasal penipuan dan keonaran.
"Dari aspek yuridis, kami sudah menemukan bukti permulaan yang cukup kuat untuk meningkatkan tahap ke penyidikan. Tanggal 14 (Januari) kemarin sudah ditetapkan tersangka," kata Rycko saat jumpa pers di Ditreskrimum Mapolda Jateng, Semarang, Rabu (15/1/2020).
BACA JUGA: Raja dan Permaisuri Keraton Agung Sejagat Resmi Jadi Tersangka
Banyak informasi baru yang ditemukan polisi untuk mengungkap kasus ini. Penasaran fakta baru apa saja tentang Keraton Agung Sejagat? Berikut daftarnya;
1. Pengikut diwajibkan iuran
Menurut Rycko, Totok menjanjikan kehidupan lebih baik jika korban menjadi bagian dari keraton. Syaratnya pengikut wajib menyetor sejumlah uang.
"Ini penipuan ya. Dengan menyebarkan ideologi harapan rupanya bukan gratis. Dia minta iuran," ujarnya.
2. Pengikut dijanjikan gaji dolar
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna menjelaskan, banyak korban tergiur karena tawaran gaji berupa dolar. Bahkan tercatat ada 150 orang yang sudah menyetorkan uang.
"Diiming-imingi jabatan dan gaji besar dalam bentuk dolar. Ternyata ada yang setor sampai Rp30 juta belum dapat jabatan," katanya.
BACA JUGA: Rumah Kontrakan Raja Keraton Agung Sejagat di Sleman Digeledah Polisi
3. Kartu palsu dari PBB
Totok membuat dokumen palsu. Salah satunya kartu palsu dari PBB. Dia menggunakan kartu ini agar terlihat benar-benar seorang raja yang diakui dunia.
4. Punya 13 kementerian
Seperti halnya sebuah negara, Totok juga membentuk beberapa lembaga yakni resi yang setara dengan kementerian. Kemudian ada gubenur dan kepala desa juga.
"Jadi mereka itu punya yang namanya resi. Resi ini ada 13 kementerian. Termasuk ada militernya di situ. Ada bidang ekonomi, sosial, politik," ujar Iskandar.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait