Kumpulan peribahasa Jawa dan artinya dalam bahasa Indonesia, Aksara Jawa (Foto: Kemdikbud)

JAKARTA, iNews.id - Kumpulan peribahasa Jawa dan artinya dalam bahasa Indonesia. Peribahasa Jawa sudah ada sejak puluhan tahun hingga ratusan tahun lalu.

Peribahasa merupakan ungkapan yang berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, hingga prinsip hidup. 

Bagi masyarakat Jawa, peribahasa mengandung nilai-nilai dan makna kehidupan. Dalam bahasa Jawa, peribahasa disebut dengan paribasan. 

Berikut ini peribahasa bahasa Jawa beserta artinya dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna mendalam bagi kehidupan:

1. "Kacang ora ninggal lanjaran." Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya.

2. "Kebo mulih menyang kandhange." Sejauh-jauh seseorang pergi, akhirnya akan pulang ke kampung halamannya.

3. "Bathok bolu isi madu." Menggambarkan orang dari kalangan bawah, tapi kaya ilmu pengetahuan.

4. "Anak polah bapa kepradah." Tingkah laku anak mempunyai imbas bagi orang tua, tingkah laku anak yang buruk membuat orang tua ikut terdampak buruk, pun sebaliknya. Jika perilaku anak baik, orang tua pun akan ikut terdampak baik.

5. "Busuk ketekuk, pinter keblinger." Orang bodoh atau pandai suatu saat sama-sama akan mengalami kesulitan.

6. "Pitik trondhol diumbar ing padaringan." Orang yang diberi kepercayaan barang berharga, pada akhirnya hanya bisa menghabiskannya.

7. "Dhandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dhandhang." Perkara yang buruk dianggap baik, sedangkan yang baik dianggap buruk.

8. "Bibit, bebet, bobot." Menilai kualitas berdasarkan asal muasal, peranan, dan kiprah yang telah diperbuat.

9. "Dhuwur wekasane, endhek wiwitane." Kesengsaraan yang membuahkan kemuliaan

10. "Diobong ora kobong, disiram ora teles." Menjadi pribadi yang ulet, tekun, tangguh menghadapi segala ujian dan rintangan, hingga berhasil merengkuh kemuliaan serta kejayaan

11. “Dumadining sira iku lantaran anane bapa biyung ira." Terjadinya dirimu karena diciptakannya ibu bapakmu, sehingga kedua orang tua harus dimuliakan.

12. "Beda-beda pandumaning dumadi." Tuhan Yang Maha Adil memberikan anugerah yang adil kepada seluruh makhluk ciptaanNya.

13. "Kebo nyusu gudel." Kaum tua menimba ilmu atau berguru kepada kaum muda

14. "Crah agawe bubrah." Pertentangan atau konflik menyebabkan perpecahan atau kerusakan.

15. "Krido lumahing asto." Hamba yang pengemis dan peminta-minta.

16. "Kutuk marani sunduk." Mendekati mara bahaya.

17. "Lamun sira durung wikan alamira pribadi, mara takona marang wong kang wus wikan." Jika engkau belum memahami alam pribadimu, hendaknya engkau bertanya kepada yang telah memahaminya.

18. "Manungsa iku kanggonan sipating Pangeran." Manusia itu memiliki sifat Tuhan.

19. "Witing tresna jalaran saka kulina." Awal mulanya tumbuh bibit cinta itu karena terbiasa

20. "Yen wedi aja wani-wani, yen wani aja wedi-wedi." Jadilah engkau pribadi yang mempunyai prinsip, tegas, dan tidak ragu ragu.

21. "Jaman iku owah gingsir." Ruang, waktu, serta zaman akan selalu dinamis dan berubah.

22. "Kaya banyu karo lenga." Tidak pernah rukun ibarat air dan minyak.

23. "Nguyahi banyu segara." Melakukan suatu perbuatan yang sia-sia belaka, ibarat menggarami lautan.

24. "Urip iku saka Pangeran, bali marang Pangeran." Hidup itu berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan

25. "Manunggaling kawula gusti." Manunggalnya atau bersatunya antara kawula (hamba) dengan sifat-sifat Tuhannya.

26. "Gupak pulute ora mangan nangkane." Sudah ikut berjuang susah payah, tapi tidak ikut menikmati hasilnya.

27. "Lambe satumang kari samerang."Orang yang sudah berkali-kali dinasehati, tapi tak juga didengarkan.

28. "Wani ngalah, luhur wekasane." Berani mengalah demi kepentingan bersama adalah sikap yang luhur. Begitulah watak kesatria yang berjiwa besar dan lapang dada.

29. "Wani silit, wedi rai." Seorang pengecut yang hanya berani di belakang layar, namun takut ketika berhadapan secara langsung.

30. "Asu rebutan balung." Manusia berkonflik untuk memperebutkan suatu hal yang sifatnya sepele atau remeh temeh.

31. "Mikul dhuwur mendhem jero." Menjunjung tinggi derajat orang tua atau pendahulu.

32. "Becik ketitik, ala ketara." Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga.

33. "Dhemit ora ndulit, setan ora doyan." Berupa doa dan harapan agar selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan dan rintangan.

34. "Kakehan gludug kurang udan." Terlalu banyak bicara namun tidak pernah memberi bukti.

35. "Desa mawa cara, negara mawa tata." Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda.

36. "Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan." Meskipun tidak ada ikatan darah, namun terasa sudah seperti bagian dari keluarga, yang jika ada duka, ikut merasa sedih dan kehilangan.

37. "Ngajari bebek nglangi." Pekerjaan yang tidak ada manfaatnya.

38. "Adigang, adigung, adiguna." Mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepintarannya.

39. "Sepi ing pamrih, rame ing gawe." Melakukan pekerjaan tanpa pamrih.

40. "Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah." Hidup rukun pasti akan hidup sentosa, sebaliknya jika selalu bertikai pasti akan bercerai.

Demikianlah 40 contoh peribahasa Jawa dan artinya dalam bahasa Indonesia.


Editor : Komaruddin Bagja

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network