JAKARTA, iNews.id – Sebanyak 37.000 pelaku usaha mikro, penyandang disabilitas dan pencari kerja Indonesia mendapat ketrampilan digital melalui Go Digital ASEAN yang diinisiasi The Asia Foundation dan didukung Google.org. Dari jumlah itu, sebanyak 4.675 peserta di antaranya berasal dari di Jawa Tengah.
Para peserta dari Jawa Tengah berasal dari Kabupaten dan Kota Pekalongan, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Batang.
“Pelatihan yang diterima mencakup pelatihan literasi digital, seperti keamanan online dan kesadaran peluang bisnis, scam/postingan pekerjaan, perlindungan kata sandi, mobile banking serta pelaporan keuangan yang sederhana,” kata Deputy Country Representative The Asia Foundation Indonesia, Hana Satriyo melalui siaran pers, Senin (28/3/2022).
Terdapat beberapa perbedaan dalam kurikulum lanjutan untuk pencari kerja dan UMKM. Kurikulum lanjutan untuk pencari kerja mencakup mengembangkan dan menyempurnakan resume, mempelajari cara mendaftar akun di platform pencari kerja. seperti Kormo dan Jobstreet, melamar lowongan pekerjaan yang tersedia secara online, serta saran dan rekomendasi untuk wawancara online.
Sedangkan kurikulum lanjutan untuk UMKM meliputi pengenalan bisnis online dan pasar online, dan pemasaran online melalui media sosial. UMKM di Jawa Tengah yang paling banyak berpartisipasi antara lain dari sektor makanan, kerajinan, pakaian, warung makan, sembako, toko, toko online dan pariwisata.
Dikatakannya, 37.000 masyarakat Indonesia yang mendapat ketrrampilan digital berasal dari komunitas marjinal. Pelatihan penggunaan perangkat digital, guna mendukung mereka dalam membuka peluang ekonomi, dan lapangan pekerjaan. Sekaligus memitigasi dampak negatif Covid-19 terhadap mata pencaharian.
Kesuksesan ini merupakan hasil dari program Go Digital ASEAN, yakni inisiatif dalam meningkatkan kemampuan digital senilai USD 3,3 juta yang dipelopori organisasi pembangunan internasional nirlaba, The Asia Foundation (TAF) dan didanai cabang filantropis Google, Google.org.
Program yang diluncurkan serentak di 10 negara ASEAN sejak puncak pandemi pada Juni 2020, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan individu dan pelaku usaha mikro h200,000 orang sebagaimana visi yang dicanangkan oleh Komite Koordinasi ASEAN tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (ACCMSME) dalam menutup kesenjangan digital.
Adapun di Indonesia, TAF bermitra dengan lembaga pemerintah, seperti Pusat Pengembangan Sumber Daya Perempuan serta Kementerian Koperasi dan UKM untuk merangkul 930 orang pelatih untuk mengajarkan modul tentang teknologi informasi dan komunikasi mulai dari pengantar, tingkat dasar, hingga lanjutan kepada kalangan pelaku usaha mikro, penyandang disabilitas, dan pencari kerja di tingkat desa.
Keberhasilan dalam melampaui target awal dengan memberikan dampak pada 20.000 orang di pertengahan Juni 2021, menjadi dasar bagi TAF untuk memperpanjang pelaksanaan program dengan memberikan pelatihan kepada 15.000 orang lainnya.
"Indonesia terkena dampak yang signifikan akibat Covid-19, dan secara realita hal ini lebih sulit dihadapi oleh masyarakat yang berada di pedesaan dan daerah terpencil,” kata Hana Satriyo.
Pelaku usaha mikro, penyandang disabilitas dan pencari kerja di tingkat desa, membutuhkan akses untuk ketrampilan digital agar membuka peluang kerja baru. Untuk itu, pihaknya menjalankan program Go Digital ASEAN yang mencakup kurikulum, pelatih, perangkat digital di 800 desa, dimana empat dari lima penerima manfaat adalah perempuan.
"Kami yakin bahwa 37.000 orang yang telah mendapat manfaat dan memperoleh keterampilan digital melalui program ini, kelak akan mampu melindungi dan memperkuat mata pencaharian mereka,” ucapnya.
APAC Lead, Google.org Marija Ralic mengatakan, dengan tantangan ekonomi yang berkelanjutan, meningkatnya angka pengangguran, dan permintaan akan keterampilan baru, pihaknya menyadari teknologi dapat membantu tiap individu untuk mendapatkan pekerjaan, menjaga bisnis tetap berjalan dan mempelajari keterampilan baru.
"Kami sangat bangga telah mendukung program Go Digital ASEAN yang diinisiasi oleh The Asia Foundation dan melihat bagaimana hal ini telah membantu memperluas peluang ekonomi bagi pelaku usaha kecil dan komunitas yang rentan seperti perempuan dan generasi muda yang setengah menganggur di kawasan ASEAN,” ujarnya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait