Pos pengamatan Gunung Slamet di Pulosari, Pemalang mencatat aktivitas vulkanik gunung tersebut terus meningkat. (Foto: Ant)

JAKARTA, iNews.id - Aktivitas vulkanik Gunung Slamet di lima kabupaten, Jawa Tengah terus meningkat. Berdasarkan hasil pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, terdapat indikasi tekanan yang meningkat di bawah tubuh gunung yang berpotensi memicu gempa dangkal maupun erupsi.

Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menyampaikan imbauan kepada masyarakat di sekitar Gunung Slamet untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah. 

"Erupsi freatik maupun magmatik Gunung Slamet dapat menghasilkan lontaran material pijar yang membahayakan wilayah dalam radius tersebut," ujarnya dalam keterangan resminya, Minggu (1/12/2024)).

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, mencatat aktivitas kegempaan Gunung Slamet didominasi oleh gempa hembusan dan tremor menerus. 

Fenomena ini mengindikasikan pergerakan fluida di sekitar permukaan. PVMBG juga melaporkan adanya peningkatan jumlah gempa tektonik lokal dan amplitudo tremor sejak minggu keempat September hingga awal Oktober 2023.

Peningkatan amplitudo tremor yang berlanjut hingga Oktober 2023 disertai dengan gempa tremor harmonik berdurasi panjang. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pemanasan air tanah di kedalaman dangkal dan peningkatan hembusan dalam tubuh Gunung Slamet. Pada periode 9-19 Mei 2024, terdeteksi pula gempa vulkanik dalam, yang menandakan adanya suplai magma menuju permukaan.

Gunung Slamet, yang merupakan gunung stratovulkanik dengan ketinggian 3.432 meter di atas permukaan laut (mdpl), secara administratif berada di lima kabupaten: Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga. Pemantauan aktivitas gunung ini dilakukan secara visual dan instrumental dari PPGA Gambuhan, Pemalang

Peningkatan terakhir aktivitas vulkanik Gunung Slamet tercatat pada Maret hingga September 2014, yang diikuti letusan tipe strombolian berupa lontaran material pijar dan abu vulkanik di sekitar kawah. Aktivitas serupa kembali terdeteksi pada akhir 2023, sehingga sejak 19 Oktober 2023 status Gunung Slamet dinaikkan ke Level II (Waspada).

PVMBG mengingatkan masyarakat dan pendaki untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya erupsi. Masyarakat diimbau mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network