SEMARANG, iNews.id - Warga yang wilayahnya terdampak gunung Merapi menghadapi dua bencana, yakni efek Merapi dan pandemi Covid-19. Hal itu dikatakan Ketua Pusat Studi Bencana Universitas Negeri Semarang (Unnes), Rahma Hayati.
Menurutnya, menghadapi Merapi yang berada pada level III atau Siaga tentu warga berupaya untuk menghindari efek Merapi yakni mengeluarkan material, debu, abu, pasir dan sebagainya. Sisi lain, mereka juga menghadapi pandemi.
“Nah kalau yang abu debu Merapi kita lari menjauh, kalau pandemi tetap kita harus dengan protokol kesehatan termasuk asupan gizi bagi pengungsi. Karena dengan bencana yang bersifat fisik itu kemudian jika penerapan 3 M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) tidak bisa ditegakkan 100 persen, berarti harus ada pagar di masing-masing pengungsi,” kata Rahma, Senin (9/11/2020).
Dia menambahkan, yang juga harus menjadi perhatian adalah standar penggunan masker bagi para pengungsi.
“Kalau bisa pakai masker kesehatan, itu utama. Kalau tidak bisa ya pakai masker kain dengan 2-3 lapis itu wajib. Hal itu sudah menghindarkan debu dan virus,” katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait