Ilustrasi banjir di kawasan Pantura (Foto: Antara)

SEMARANG, iNews.id - Pemprov Jawa Tengah (Jateng) terus melakukan langkah antisipasi terkait banjir di kawasan pantai utara (pantura). Sejumlah langkah diambil Gubernur Ganjar Pranowo guna mengatasi persoalan itu.

Upaya yang ditempuh diantaranya optimalisasi penanganan kerusakan alam di derah hulu dan penurunan tanah, serta membuat terobosan penahan rob di daerah hilir. "Permasalahannya ada di hulu dan hilir.  Penggundulan hutan tinggi di hulu, di hilir menghadapi penurunan tanah dan banyaknya bangunan yang penanganannya cukup rumit," kata Ganjar Pranowo.

Sejak beberapa tahun belakangan, pemerintah telah melakukan penanganan kerusakan alam di daerah hulu dengan reboisasi. Hanya saja, program itu butuh waktu untuk memelihat hasilnya. Diperlukan waktu sekitar tiga tahun untuk tanaman tumbuh dan berfungsi sebagai penyerap atau penahan air hujan. Pekerjaan rumah (PR) lainnya dalam menangani banjir yaitu normalisasi Sungai Bringin.

Progresnya diakui belum banyak, namun saat ini curah hujan tinggi. Penanganan di daerah hilir diakui rumit. Sebab di hilir banyak terdapat bangunan. Pembangunan dinilai tidak terkendali dengan baik. “Kita tidak bisa mengontrol aktivitas pembangunan di sana dengan baik. Saya hanya bertanya, bisa tidak ya tidak ada bangunan di sana? Misalnya, dengan tidak menerbitkan IMB," ucapnya.

Selain itu, pemerintah daerah juga telah melakukan langkah antisipasi dengan membuat kolam retensi dan polder serta rumah pompa. "Pompanya bekerja, tapi kapasitasnya tidak mencukupi. Maka dari itu, untuk mengatasi banjir di beberapa titik, disedot dengan pompa portabel," ujarnya.

Ganjar memiliki gagasan untuk memproyeksikan jalan tol Semarang-Demak sebagai penahanan rob di kawasan pesisir pantura. Jalan tol dibangun melingkar sehingga bisa menjadi bendungan di daerah pesisir. "Ini (jalan tol) bisa menjadi penahan rob. Diharapkan bisa menjadi solusi mengendalikan banjir rob," jelasnya.

Sementara itu, Pemkot Semarang juga terus melakukan langkah penanganan banjir. Seperti normalisasi Sungai Bringin dan pengerukan sendimentasi di daerah hilir. "Kami terus melakukan penanganan untuk mengatasi banjir. Normalisasi Kali Bringin sudah mulai. Tapi apa daya, cuaca ekstrem menghantam," kata Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Dia menyatakan, 6 Februari 2021 lalu curah hujan mencapai 171 milimeter selama enam jam. Kondisi ini diperparah limpasan air dari laut. "Laut pasang 1,5 meter, sehingga berapa pun pompa yang dikerahkan untuk memasukkan air ke laut, akhirnya kembali lagi ke darat," katanya.


Editor : Ary Wahyu Wibowo

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network