Akhirnya resepsi perkawinan pun gagal dilaksanakan. Adipati Yudapati merasa sangat dipermalukan. Emosinya tidak terkendali, dan ia menyatakan perang dengan Adipati Carangsoka.
Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka memimpin prajurit Carangsoka, akan tetapi dirinya mengalami luka parah dan akhirnya wafat.
Raden Kembangjaya (adik ipar Raden Sukmayana) meneruskan peperangan dan dibantu oleh Dalang Sapanyana. Mereka menggunakan Pusaka milik Raden Sukmayana dan berhasil mengalahkan prajurit Paranggaruda.
Akhirnya Raden Sukmayana diangkat menjadi pengganti Raden Puspa Kandung Jaya dan dinikahkan dengan Rara Rayungwulan. Sedangkan Dalang Sapanyana diangkat menjadi Patih nya dengan nama Singosari yang bertugas untuk mengatur kekuasaannya yang kian melebar ke bagian selatan.
Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri yang diganti namanya menjadi Kadipaten Pesantenan dengan gelar Adipati Jayakusuma di Pesantenan. Kembangjaya melakukan babat alas di Desa Kemiri.
Namun setelah kelelahan membabat alas ada seorang penjual dawet yang melewati alas Kemiri tersebut. Kemudian kembangjaya membeli dan bertanya "Mengapa dawet yang diminum rasanya sangat enak" pedagang dapat menjawab bahwa "dawet tersebut dibuat dari tepung Pati dan dibuat dari santan kelapa yang diperas". Sejak saat itu Raden Kembangjaya atau kembangjoyo memberi nama daerah tersebut menjadi Kadipaten Pesantenan yang sekarang menjadi Kabupaten Pati.
Demikianlah ulasan mengenai asal usul nama Kabupaten Pati yang berkaitan dengan peperangan dua Kadipaten dan Es Dawet.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait