Awal perjuangannya sebagai penyiar agama Islam ketika diutus Sunan Kalijaga dakwah di area Semarang, yang dulunya masih berupa alas, serta karang pinggir pantai.
Ki Ageng berhasil meng-Islamkan sejumlah penduduk yang dulu masih memeluk agama Hindu, termasuk istrinya bernama Endang Sejanila putri dari Pendeta Pragota.
Kemudian, penamaan Kota Semarang, berasal dari ujarannya ketika dakwah di daerah Bubakan. Berawal ketika melihat pohon asem (asam) yang tumbuhnya jarang namun subur. Keanehan pohon asam yang tumbuhnya jarang tersebut diberikan nama Semarang.
Ki Ageng Pandanaran meninggal pada tahun 1496, dalam perjalanan menyebarkan agama Islam. Meski dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah berdirinya Kota Semarang, foto atau lukisan Ki Ageng Pandanaran selama ini ternyata tidak jelas.
Hal itu karena tidak ada referensi yang jelas dan tepat terkait foto dan lukisan Ki Ageng Pandanaran. Meski di kompleks pemakaman terdapat lukisan yang menggambarkan sosok Ki Ageng Pandanaran, namun lukisan tersebut belum sepenuhnya dipercaya sebagai sosok Ki Ageng Pandanaran.
Hingga kini Ki Ageng Pandanaran masih menjadi sosok yang terus dikenang masyarakat, khususnya warga Semarang. Hingga kini banyak orang untuk berziarah di Makam Ki Ageng Pandanaran.
Editor : Ahmad Antoni
asal usul nama semarang ki ageng pandanaran sunan pandanaran pohon asam kota semarang sunan kalijaga penyebar islam kesultanan demak
Artikel Terkait