“Psikologis anak maupun orang tuanya pada waktu itu terlihat shock, jadi dalam penanganan harus hati-hati. Alhamdulilah dibantu rekan-rekan yang piket, cincin bisa dipotong,” ujarnya.
Diakuinya, suara tangisan anak sempat membuatnya grogi. Namun dirinya berusaha tetap fokus dan tenang.
“Soalnya kalau saya ikut panik malah bisa membahayakan. Makanya saya tetap tenang, meski di dalam hati deg-degan juga,“ ucapnya.
Teguh menyarankan agar orang tua rutin mengecek kondisi jari anaknya yang memakai cincin. Jangan sampai ketika sudah sangat sesak baru dilepas.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait